Lebih dari sekadar capaian administratif, J. Subekti menegaskan bahwa penghargaan ini mencerminkan kepercayaan nasional terhadap komitmen YPTA Surabaya dalam menyelenggarakan pendidikan yang sejalan dengan amanat konstitusi.
“Penilaian itu didasarkan pada apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh yayasan lain yang pernah berinteraksi serta berkunjung ke Untag Surabaya. Ini soal konsistensi dan integritas,” jelasnya.
YPTA Surabaya juga dikenal aktif berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengelolaan pendidikan tinggi. Mulai dari pendampingan tata kelola kelembagaan, manajemen keuangan, hingga penguatan sistem akuntabilitas, dilakukan untuk mendorong standar pengelolaan perguruan tinggi swasta yang lebih tertib dan transparan.
Pendidikan Karakter Jadi Ciri Khas
Di balik pencapaian tersebut, YPTA Surabaya menempatkan pembentukan karakter sebagai fondasi utama. Nilai kebangsaan, etika, dan pelestarian budaya nasional terus ditanamkan kepada mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan.
“Pendidikan bukan hanya soal akademik. Pembentukan karakter sivitas akademika menjadi ciri khas kami, agar lulusan tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter dan berjiwa kebangsaan,” ungkap J. Subekti.
Dalam proses penilaian ABP-PTSI Award 2025, sejumlah aspek strategis turut menjadi perhatian, seperti tata kelola kelembagaan, mutu sumber daya manusia, inovasi kurikulum, hingga dampak sosial perguruan tinggi swasta.
Ketua YPTA Surabaya menilai, prestasi institusi di bawah naungan yayasan, khususnya Untag Surabaya, menjadi faktor pendukung kuat. Capaian akreditasi unggul, prestasi dosen, serta kiprah mahasiswa dinilai mencerminkan arah pengelolaan pendidikan yang semakin progresif.
“Prestasi Untag Surabaya menunjukkan bahwa sistem yang kami bangun berjalan dengan baik dan terus berkembang,” katanya.
Momentum HUT ke-22 ABP-PTSI juga dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dan memperluas jejaring antar-yayasan dari berbagai daerah. Banyak pihak menyampaikan ketertarikan untuk belajar dan berkolaborasi dengan YPTA Surabaya.
“Prinsip kami sederhana, berkolaborasi dan saling mendukung. Dunia pendidikan akan maju jika kita tumbuh bersama,” ujar J. Subekti.
Menutup pernyataannya, ia menegaskan bahwa penghargaan ini bukanlah garis akhir, melainkan amanah yang harus dijaga.
“Penghargaan ini adalah kepercayaan. Tidak boleh membuat kita puas diri. Kita harus terus bergerak, meningkatkan kualitas, dan memastikan hari esok lebih baik dari hari ini,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait
