Jenis-jenis barang rongsokan yang bisa digunakan dalam transaksi ini adalah barang elektronik, plastik, kertas, kaca, logam, dan kain. Setiap barang yang diklasifikasikan ke dalam enam jenis tersebut memiliki harga yang sudah dipatok di dalam aplikasi.
“Kita sudah mematok harga di dalam aplikasi agar para pengepul bisa mendapat uang yang sudah semestinya, karena seringkali kita lihat para pengepul mendapat hasil yang lebih kecil dari seharusnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata mahasiswi yang akrab disapa Nisyah ini, uang yang diperoleh dari hasil transaksi akan divaluasi ke dalam rongsok poin, di mana akumulasi poin bisa ditukarkan ke dalam rupiah dalam bentuk e-money.
“Kami sudah berencana untuk bekerja sama dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan, perbankan, OVO, dan platform e-money lainnya,” ungkap mahasiswi berkacamata ini.
Selain bertransaksi barang rongsokan, mahasiswi angkatan 2019 ini berujar bahwa dirinya bersama tim telah menyediakan sejumlah artikel yang menarik seputar sampah, barang rongsokan, limbah elektronik, dan sebagainya.
“Jadi, para pengguna bisa membaca dan mengedukasi diri soal barang rongsokan, sampah, limbah, dan topik-topik lain yang terkait,” tandasnya.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait