Melansir makalah bertajuk “Persepsi Mantan Penari Sintren Terhadap Tari Sintren”, kesenian ini sebenarnya berasal dari pesisir utara yang menyambungkan Jawa Barat dengan Jawa Tengah. Jadi, Sintren berkembang di Cirebon, Indramayu, Kuniungan, Pemalang, Jatibarang, Brebes, dan Pekalongan.
Nama Sintren sendiri diambil dari 2 suku kata, yakni ‘si’ dan ‘tren’. Dalam bahasa Jawa, ‘si’ berarti dia dan ‘tren’ atau ‘tri’ adalah singkatan dari kata ‘putri’ yang artinya perempuan.
Tapi, ada juga masyarakat Cirebon yang percaya bahwa Sintren diambil dari kata Sintiran, sebuah permainan tradisional yang kaya akan unsur magis.
Sintren adalah aktivitas sindir-menyindir menggunakan sajak. Kegiatan itu dilakukan di tahun 1818, ketika kekalahan dalam perang besar Cirebon.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait