Ya, pantai dan pemandangan alam di Pulau Dewata yang masih sejuk, agaknya menjadi pilihan berlibur bagi masyarakat dari berbagai daerah atau bahkan mancanegara sembari berlibur dan memupuk cinta bahari.
"Desa Sanur adalah jantungnya Denpasar, karena merupakan daya tarik pariwisata Kota Denpasar dan memiliki potensi bisnis yang besar, sehingga segala upaya dilakukan untuk penataan, fasilitasi pedagang, pemberian pelatihan kepada para pedagang tentang tata kelola pariwisata. Semua itu untuk memajukan Sanur sebagai ikon pariwisata Denpasar," ujar Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Denpasar menyiapkan penataan kawasan Sanur. Masterplan pembangunannya dimulai dari Pantai Bangsal Sanur hingga Pantai Mertasari dengan panjang 5,8 kilometer. Poin pembangunannya untuk penataan ruang dan pembaharuan seluruh fasilitas di sepanjang Pantai Sanur.
Penataan kawasan Pantai Sanur juga dalam rangka menyambut kegiatan internasional Keketuaan/Presidensi G20 di wilayah Bali. Selain itu, penataan pantai ini bertujuan untuk lebih menata kawasan wisata, khususnya di Pantai Sanur agar lebih rapi dan dapat memiliki daya saing lebih luas dan berkualitas.
Selain penataan Sanur yang semakin rapi itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, meminta pengelola daya tarik wisata (DTW) di berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata, termasuk Sanur, tetap patuh menggunakan scan barcode aplikasi PeduliLindungi untuk menyaring pengunjung yang datang, meskipun kasus Covid-19 sudah melandai.
Ia mengemukakan, penggunaan PeduliLindungi tak saja untuk kepentingan melakukan tracing (melacak) pengunjung ketika ada kasus positif Covid-19, tetapi juga penting untuk mengukur daya tarik wisata.
Selain itu, ujar dia, bagi pengelola, dari penggunaan PeduliLindungi, pengelola DTW dinilai dapat mengetahui waktu yang menjadi puncak-puncak kunjungan wisatawan, sehingga menyiapkan petugas dan pelayanan yang optimal.
Selain itu, pihaknya pun mendorong agar pengelola DTW dan manajemen hotel tetap disiplin menerapkan protokol CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) yang sertifikatnya sudah dikantongi.
Dengan demikian, lanjutnya, maka wisatawan bisa merasa aman dan nyaman saat berwisata ke Bali. Apalagi, ujar mantan Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali itu, sekarang orang asing yang datang ke Bali pasti menanyakan sudah tersertifikat CHSE atau belum.
Penataan kawasan Pantai Sanur yang kini sedang berlangsung akan mendorong kawasan wisata pantai itu lebih rapi, lebih menarik dengan memiliki daya saing lebih luas dan berkualitas.
Hal itu juga ke depannya bakal turut mewujudkan tujuan yang tak kalah penting yaitu mewujudkan cinta bahari bagi generasi era digital, baik saat hari libur maupun hari-hari biasa.
Editor : Arif Ardliyanto