Kedekatan Rizal Ramli dengan masyarakat Jawa Barat memang sangat khas, karena bersinggungan dengan ikatan batin.
Sebagai yatim piatu yang dibesarkan sang nenek Rizal Ramli menghabiskan masa kanak-kanak dan tumbuh hingga remaja di Bogor. Kemudian menempuh kuliah di Bandung (ITB).
Ia sudah akrab dan terbiasa dengan lingkungan masyarakat Sunda, berbaur dengan adat istiadat yang berlaku di Tatar Sunda, hingga menemukan jodohnya di Tanah Priyangan itu.
Yaitu yuniornya di ITB, Herawati, yang selain berprofesi arsitek juga aktivis sosial yang semasa hidup banyak mencurahkan misi kemanusiaan di Tanah Priyangan.
Spektrum pergaulannya yang luas bersentuhan erat dengan berbagai suku, etnis, budaya dan agama, bahkan antar negara.
Ketika berkunjung ke wilayah Priyangan Timur, seperti Tasikmalaya, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu misalnya, nampak erat ketertarikannya kepada kesenian dan seni bela diri pencak silat khas Sunda.
Selasa kemarin, di Kampung Karang Tengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat, Rizal Ramli menerima gelar adat “Rama Praditya”. Melalui prosesi “Naik Lisung Pajajaran”. Gelar Rama Praditya mengandung arti “Tokoh yang Pintar dan Bijaksana”.
Rizal juga berkesempatan mengunjungi Museum Siliwangi, di Sukabumi, Jawa Barat. Museum ini memiliki persinggungan sejarah yang cukup erat dengan Tanah Sunda atau Tanah Priyangan.
"Rizal Ramli merupakan tokoh yang menaruh kepedulian kepada wong cilik dan pandai memberikan solusi terhadap setiap masalah yang muncul. Terutama dalam persoalan ekonomi," terang Pimpinan Museum Prabu Siliwangi, KH Raden Adipati Muhammad Fajar Laksana.
Editor : Ali Masduki