SITUBONDO, iNews.id - Data sapi ternak yang mati akibat terpapar Penyakit Mulut Dan Kuku ( PMK) oleh Dinas Peternakan Dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Situbondo ditengarai asal-asalan. Kondisi tersebut membuat DPRD Situbondo bereaksi, wakil rakyat ini langsung mempertanyakan fakta kematian sapi akibat PMK.
Anggota Komisi II DPRD Situbondo, Suprapto mengatakan, validasi data Disnakan Situbondo yang dirilis tanggal 12 juli 2022, menyebutkan ada enam ekor sapi yang mati terpapar PMK. Padahal berdasarkan fakta di lapangan, jumlah sapi yang mati karena PMK di Situbondo, telah menyentuh angka ribuan.
"Ternak yang mati karena PMK masih ribuan loh, data dari mana yang dirilis Disnakan itu. Disnakan kurang transparan, menyajikan data jumlah hewan ternak yang terpapar PMK," katanya, Selasa (19/7/2022).
Menurut Suprapto, disamping jumlah sapi yang terpapar PMK telah menyentuh angka ribuan, jumlah sapi yang sakit sudah menyentuh angka 3.133 ekor. Sedangkan total kasus PMK mencapai 3.416 ekor. "Saya meminta kepada Dinas Peternakan Situbondo, untuk bisa memberikan data yang valid," tukasnya.
Suprapto menyampaikan, dengan data yang tidak valid bukan justru terlihat berhasil, melainkan dapat merugikan peternak, bahkan berpotensi menimbulkan konflik antara peternak dan pemerintah karena data yang Absurd. "Jangan hanya karena elektabilitas agar dianggap berhasil, datanya harus valid, agar tidak menimbulkan konflik di kalangan peternak dan pemerintah nantinya," paparnya.
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo, Kholil menepis adanya data yang asal-asalan. Menurutnya, data yang diperoleh Disnakan sudah Valid. Adanya informasi ribuan peternak yang mati, menurutnya tidaklah benar. "Apa yang kami lakukan, bukan karena pencitraan. Data yang di rilis itu, sudah sesuai dengan validasi data lapangan," ucapnya.
Kholil menjelaskan data yang dirilis per 12 Juli 2022 lalu, tercatat enam ekor sapi yang mati akibat PMK, merupakan ternak sapi mati yang sudah dilakukan autopsi oleh dokter hewan. Pihaknya merasa kesulitan memperoleh data sapi yang mati akibat PMK, sebut Kholil, karena selama ini para peternak langsung menguburkan sapinya yang mati tanpa melapor.
"Jadi kami memang ada keterbatasan dokter hewan, oleh karenanya kepada masyarakat kami minta maaf, apabila hal tersebut membuat masyarakat kurang nyaman," katanya.
Diketahui hingga kini kasus ternak yang mati karena PMK, masih terjadi di Dusun Pariyaan, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan ada 10 ekor. Lalu Dusun Paras, Dusun Pathek Timur dan Desa Duwet Situbondo terdata keseluruhan ada 12 ekor sapi yang mati karena wabah PMK.
Editor : Arif Ardliyanto