PALEMBANG, iNewsSurabaya.id - Mikroplastik yang ada di sungai Musi akan membawa dampak pada kesehatan manusia.
Hal itu disebabkan adanya polimer mikroplastik seperti Polypropilen (PP), Polyethilen (PET), Polyester, Polivinil klorida (PVC), Nilon, dan Low Density Polyethilen (LDPE) yang termasuk dalam kategori Endocrine disruption chemicals atau senyawa pengganggu hormone.
BACA JUGA:
Maka dampaknya adalah terjadinya gangguan atau bahkan kerusakan hormone apabila mikroplastik masuk kedalam system metabolism tubuh manusia.
Bahkan dari penelitian pada tahun 2020 ditemukan fakta, bahwa mikroplastik di Sungai Musi menyerap atau mengikat logam berat dalam air seperti Cu dan Pb.
“Mikroplastik dapat mengikat logam berat dalam air, di Sungai Musi terdapat beragam jenis berat berbahaya seperti Merkuri, tembaga, Besi, cadmium dan Mangan. Temuan riset 2020 menunjukkan bahwa mikroplastik sungai Musi mengikat logam Cu dan Pb di air,” ungkap Eka Chlara Budiarti.
Alumnus Kimia Universitas Diponegoro Semarang ini menjelaskan, jika terdapat banyak mikroplastik dalam sebuah perairan yang tercemar logam berat, maka akan menimbulkan double efek.
"Karena mikroplastik akan menyerap logam berat dan kemudian pindah ke tubuh ikan lalu ke tubuh manusia, maka tubuh manusia akan menerima efek bahaya mikroplastik sekaligus logam berat yang menempel di mikroplastik," terangnya.
Sementara itu Aktivis Spora Institut Palembang Asmaran Dani, menjelaskan bahwa jenis-jenis polimer yang ditemukan di Sungai Musi mengancam kesehatan manusia. Apalagi air sungai Musi digunakan untuk bahan baku air minum.
“Dengan ditemukannya 6 jenis polimer mikroplastik di sungai Musi akan menjadi masalah serius. Karena air sungai digunakan sebagai bahan baku air minum dan habitat bagi beragam jenis ikan, apalagi sudah ditemukan mikroplastik dalam tubuh ikan yang menjadi konsumsi bagi masyarakat Palembang,” ungkapnya.
Untuk itu, para pegiat lingkungan mendorong upaya-upaya stakeholder Sungai Musi untuk mengambil peran memulihkan ekosistem Sungai Musi dari pencemaran Mikroplastik.
Rekomendasi APM dan ESN kepada Pengelola Sungai Musi (BBWS VIII Musi, Gubernur Sumatera Selatan dan Pemerintah Kota Palembang) :
1. Mendorong dilakukannya kajian dampak mikroplastik dan logam berat pada ekosistem Musi (air, ikan, sedimen dan dalam tubuh masyarakat Palembang)
2. Mengendalikan pencemaran mikroplastik di Sungai Musi dengan menghentikan sumber-sumber mikroplastik dari Limbah cair domestic, sampah plastik dan limbah cair industri
3. Menyediakan sarana infrastruktur pengolahan sampah dan meningkatkan layanan sampah, salah satunya dengan menyediakan Perahu/kapal pengangkut sampah pada tiap kelurahan yang dilewati Sungai Musi, menyediakan sarana TPST 3R ditiap kelurahan
4. Membuat dan menegakkan regulasi pengurangan plastik sekali pakai (tas asoy, sedotan, Styrofoam, popok bayi dan pembalut wanita, botol plastik sekali pakai dan packaging plastik sekali pakai)
5.Membersihkan sampah plastik di Sungai Musi
Diketahui, hasil susur sungai Musi yang dilakukan oleh ESN dan APM pada Minggu 24 Juli 2022 menemukan, sepanjang pantai Musi dari jembatan Ampera hingga pemukiman di Al Munawar ditemukan sampah plastik menumpuk di tepi sungai. Terutama di bawah jembata Ampera di depan pasar 16 atau pasar 10.
Koordinator Aliansi Peduli Musi, Aldo Carnegie, menjelaskan bahwa sampah-sampah plastik yang menumpuk di tepi sungai lambat laut akan terfragmentasi (terpecah-pecah menjadi material plastik kecil yang disebut mikroplastik).
Editor : Ali Masduki