get app
inews
Aa Read Next : Young Buddhist Association of Indonesia Ajak Warga Tionghoa Tidak Melupakan Jasa Gus Dur

Young Buddhist Association Ajak Generasi Muda Tangkal Bahaya Radikalisme dan Ekstremisme

Minggu, 07 Agustus 2022 | 13:14 WIB
header img
Dialog lintas agama dan etnis yang di gelar secara daring di Surabaya, Sabtu malam (6/8/2022). (Foto: Tangkapan Layar).

Wawan Gunawan, salah satu pembicara di forum dialog ini yang merupakan aktivis kemanusiaan, Aktivis Islam, serta pegiat dialog lintas agama dan budaya, menyatakan radikalisme muncul dari bagaimana seseorang menempuh kehidupan keagamaan. 

Hal ini merupakan gejala yang terjadi di beberapa lapisan kehidupan dari sosial, individu serta dari sisi keagamaan dan politik. 

"Pada dunia media sosial sekarang ini sangat dibutuhkan beberapa filter, dari diri sendiri, sosial, dan politik. Kebijakan pemerintah dalam dunia agama akan menjadi peran penting dalam mewujudkan masyarakat yang toleran dan dapat menghadapi radikalisme," katanya.

Toleransi yang dijalani oleh masyarakat Indonesia dan Malaysia, kata dia, bukan hanya sikap menghormati adanya perbedaan, tetapi juga berfungsi untuk menegaskan perbedaan yang dibutuhkan untuk memunculkan kerjasama dalam perbedaan, dan saling mendorong dalam hal yang positif dalam perbedaan.

"Sebagaimana fungsi Pancasila di Indonesia yang dihidupi oleh semua agama. Dia bukan agama, tetapi mengakomodasi semua agama dan menjadi titik temu. Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk sadar kembali tentang pancasila dan bhineka tunggal ika," ujarnya.

Hal serupa di kemukakan pula oleh Bhante Dhirapunno. Ia menegaskan, dalam radikalisme dan ekstremisme yang penuh emosi pada media sosial, membawa penderitaan bagi diri sendiri dan membawa penurunan toleransi dalam pergaulan dan komunitas.

"Perjuangan bertoleransi tidak akan ada finishnya. Karena akan selalu ada yang tidak toleransi dan ada orang-orang seperti kita yang selalu berjuang untuk menghadapi toleransi," tegasnya. 

Eow Shiang Yen, General Secretary Young Buddhist Association of Malaysia menjelaskan bahwa perbedaan budaya dan kebebasan beragama adalah nafas. 

Kebebasan beragama membawa berkah bagi banyak orang secara keseluruhan. Karena itu ia menegaskan jika kita perlu mempromosikan pemahaman yang lebih baik dan hubungan yang lebih baik terkait perbedaan dan juga bagaimana mengelolanya.

"Kita perlu memiliki pengalaman unik yang mendalam tentang kerja sama Indonesia dan Malaysia, untuk menggabungkan solusi dari banyak ras atau agama untuk mencegah radikalisme dan ekstremisme kekerasan," tuturnya. 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut