get app
inews
Aa Read Next : Aktivis Lingkungan Desak Konjen Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Tata Kelola Sampah Buruk, Sungai Belitung Terkontaminasi Mikroplastik

Senin, 08 Agustus 2022 | 15:37 WIB
header img
Tim ESN terus menyusuri sungai-sungai di Indonesia. (Foto: ESN for iNewsSurabaya.id)

Alumni Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang ini menjelaskan bahwa akumulasi mikroplastik di tubuh dapat menyebabkan potensi berbahaya bagi kesehatan manusia. 

Secara Fisik, konsumsi mikroplastik secara terus menerus akan mengakibatkan terendap dipermukaan jaringan. Hal ini dapat memicu alergi bahkan lebih jauh lagi dapat memicu pembentukan sel kanker akibat kerusakan sel-sel pada tingkat tertentu.

Secara Kimiawi, dapat melepaskan zat-zat kimia dan mentransfernya kedalam sel tubuh. Seperti BPA dan Phthalate yang berpotensi memicu kanker payudara, pubertas dini, diabetes, obesitas dan gangguan autism. 

Senyawa Pengganggu Hormon (EDC) memicu gangguan kehamilan, gangguan tiroid, berat lahir kurang, asma dan kanker prostat. Senyawa Penghambat Nyala memicu penurunan IQ, gangguan hormon dan penurunan kesuburan. Senyawa Perflourinasi memicu kanker ginjal dan testis, menaikkan kolesterol, penurunan respon imun pada anak. 

Secara Biologi, mikroplastik memiliki kemampuan mengikat apa saja disekitarnya termasuk polutan yang kotor sekalipun. 

"Namun ternyata hal ini juga berpotensi sebagai media pertumbuhan mikroorganisme bahkan bakteri pathogen seperti E.coli yang dapat menyebabkan diare, S.typhosa yang dapat menyebabkan tipes dan bakteri pathogen lainnya," papar Rafika. 

"Sehingga bisa disimpulkan, bahwa mikroplastik bisa berpotensi menjadi vector penyebaran penyakit yang dapat menginfeksi tubuh manusia," lanjutnya.

Mikroplastik, kata dia, juga dapat mengganggu kesehatan ikan di perairan, Mikroplastik mengandung Bisphenol A dan ftalat merupakan endocrine disruptor yang memiliki aktifitas androgenik. 

"Senyawa BPA memiliki aktifitas estrogen, sehingga jika masuk kedalam tubuh dapat meniru hormon estrogen," ucapnya.

Senyawa BPA dapat menurunkan kadar hormon testosteron plasma dan testis, LH plasma, dan juga menyebabkan morfologi abnomal seperti penurunan jumlah sel Leydig pada biota jantan. 

Berdasarkan penelitian Carl dari Institute for Genomic tahun 2021, menyebutkan bahwa kedua senyawa tersebut cenderung membuat ikan ataupun makhluk hidup lainnya menjadi feminim. 

Selain itu, senyawa BPA dan ftalat dapat mendasari penyakit diabetes, kardiovaskuler, obesitas hingga gangguan perkembangan fungsi otak, respon imun dan kanker.  

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut