Cak Eri Cahyadi menjelaskan, treatment itu sudah menjadi bagian dari prosedur perjanjian pihak ketiga yang mengelola sampah TPA Benowo. Maka dari itu, DLH wajib melakukan pengawasan ketat agar hasilnya maksimal.
Bapake arek - arek Suroboyo itu juga meminta DLH untuk menambah buffer zone berupa tanaman pohon bambu di sekitar TPA Benowo. Tujuannya adalah untuk mengurangi polusi udara serta zat kimia yang disemprotkan oleh pihak ketiga.
Meskipun di TPA Benowo saat ini sudah ada buffer zone berupa pohon bambu, akan tetapi itu dirasa masih kurang karena jaraknya yang terlalu renggang. Cak Eri ingin, pohon bambu itu ditanam di dalam bis beton dan dijajar di sepanjang area TPA Benowo.
"Sebenarnya sudah ada 5 pohon, tapi masih kurang. Saya inginnya 10 - 15 agar lebih rapet, jadi setiap bis beton itu penuh untuk menghalau baunya, sekaligus mengurangi polusi dan zat kimia yang disemprotkan. Tiga hari lagi saya ke sini untuk cek lagi," harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pelapisan membran di TPA Benowo progresnya saat ini telah mencapai 85 persen. Rencananya, proses penutupan membran itu akan selesai pada akhir Agustus 2022 mendatang.
Hebi mengatakan, penutupan membran itu mencakup TPA Benowo secara keseluruhan. Kemudian untuk penanaman pohon, DLH Kota Surabaya telah menanam 4.000 bambu dan 3.000 pohon jenis lain. Karena dirasa kurang maksimal oleh Cak Eri Cahyadi, maka akan ditambah lagi.
“TPA Benowo seluas kurang lebih 37 hektar itu kita tutup seluruhnya menggunakan membran. Karena angin di Benowo itu kencang, kemarin membuat sebagian membrannya terbuka selain itu juga karena ada penataan,” kata Hebi, Kamis (25/8/2022).
Editor : Arif Ardliyanto