Japonica merupakan beras yang biasa dikonsumsi oleh warga Jepang dan Korea. Sedangkan di Eropa atau Amerika menyebut sticky rice. Rasa beras lebih enak dan pulen sekaligus lebih sehat karena memiliki kandungan glikemik rendah.
Padi ini memiliki karakteristik lebih tahan hama, tahan rebah, walaupun tingginya mencapai 120 cm. Satu malai padi dapat menghasilkan 300 butir. Jumlah ini terbilang fantastis jika dibandingkan dengan Padi lain yang secara normal hanya menghasilkan 70-170 butir.
"Keunggulan lain, Padi Japonica tidak begitu suka pupuk kimia," kata Matthew di sela panen raya.
Fakta ini menjawab kegelisahan para petani saat harga pupuk terus naik tajam dan kelangkaan stok. Disisi lain, Padi Japonica lebih menyukai pupuk organik.
Oleh karena itu, Matthew berharap budidaya Padi Japonica melalui PT ATM dapat membawa dampak positif bagi petani maupun masyarakat Indonesia.
Apalagi PT ATM telah melakukan kemitraan di hampir seluruh Wilayah Jatim. Dengan area panen tertinggi di Kabupaten Trenggalek. Satu hektare lahan mampu menghasilkan sekitar 10-12 ton Padi Japonica.
Strategi pengembangan kemitraan tersebut terus digencarkan melalui sosialisasi dan edukasi di tengah kelangkaan pupuk bersubsidi.
"Kami memberikan solusi dengan menalangi benih dulu, dan setelah panen talangan benih tersebut dipotongkan dari hasil panen sesuai dengan MOU di awal," kata Matthew.
Editor : Ali Masduki