Pasutri yang kesehariannya mencari nafkah sebagai sebagai pengamen itu mengaku tidak ingin kembali lagi tinggal di bawa kolong jembatan tol. Mereka mengungkapkan, ingin hidup seperti masyarakat pada umumnya yang lebih layak.
Selama tinggal di kolong jembatan tol, pasutri ini mengaku kerap diejek oleh orang karena statusnya yang kurang beruntung. Meskipun begitu, keluarga kecil ini tak putus semangat walaupun kesehariannya mengamen di jalanan.
"Kemarin sudah didata pemkot, mau diberi pekerjaan. Saya minta jadi tukang sapu. Kalau saya menganggur, kasihan anak dan istri saya," ujar Firmansyah.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi saat eksekusi pemindahan warga kolong jembatan tol di kawasan Kampung 1001 Malam mengatakan, pemkot tidak asal memindahkan warga dan menertibkan bangunan liar saja. Akan tetapi, pemkot juga bertanggung jawab, memberikan jaminan perhatian kesehatan, pendidikan, dan penghasilan kepada warga yang dipindahkan ke rusunawa Sumur Welut.
Editor : Arif Ardliyanto