Menurutnya, dalam proses pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Kota Surabaya telah melibatkan semua pihak. Mulai unsur perguruan tinggi hingga seluruh stakeholder lainnya. Salah satu aktualisasi program pengentasan kemiskinan dan pengangguran yang dilakukan Pemkot Surabaya adalah melalui program Padat Karya dengan melibatkan MBR untuk mengelola aset pemkot untuk memperoleh tambahan penghasilan.
“InsyaAllah anggaran pemkot sebesar Rp3T (tahun 2023) akan digunakan untuk dikerjakan oleh masyarakat Kota Surabaya melalui UMKM dan koperasi. Contoh, kami telah melakukan pelatihan kepada MBR untuk pembuatan paving yang didampingi oleh Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan ITS, kini warga bisa mendapat penghasilan sebesar Rp 5 - Rp 6 juta,” jelasnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memamerkan cara mengatasi kemiskinan di depan Profesor. Eri yakin caranya sangat efektif diterapkan di Surabaya. Foto iNewsSurabaya/ist
Tak hanya itu saja, dalam pengembangan kawasan wisata di Kota Pahlawan, seperti Tunjungan Romansa, Wisata Air Kalimas, Kya - Kya, hingga Adventure Land Romokalisari, Pemkot Surabaya juga terus berkomitmen mempercepat pemulihan ekonomi melalui UMKM dan melibatkan MBR untuk mengelola kawasan wisata sebagai upaya mengentas kemiskinan dan pengangguran.
“Terbaru, kami membuka Adventure Land Romokalisari dengan wahana jet ski, perahu, kano, dan ATV. Saya latih 100 MBR untuk mengelola kawasan tersebut. Bahkan pedagang disana bisa tembus omzet mencapai Rp 7 juta pada akhir pekan. Semua hasil kami berikan kepada warga, disinilah pemerintah hadir untuk menjadi fasilitator,” ujarnya.
Editor : Arif Ardliyanto