get app
inews
Aa Text
Read Next : Senator Lia Istifhama Nilai Kemenangan Khofifah-Emil Legitim

Obat Gangguan Ginjal Misterius Ditemukan, Harganya Tinggi hanya untuk Orang Kaya, Capai Rp16 Juta

Minggu, 23 Oktober 2022 | 18:49 WIB
header img
Obat gangguan ginjal misterius mulai ditemukan obatnya dari Singapura dan Australia. Obat ini dibanderol dengan harga melambung mencapai Rp16 juta. Foto Okezone

SURABAYA, iNews.id - Penderita gangguan ginjal akut atau misterius di Jawa Timur mulai bernafas lega. Sebab pemerintah mulai menemukan obat penyakit misterius itu, bahkan saat ini telah dilakukan pembelian impor. 

Sayang, obat gangguan ginjal akut terkesan hanya untuk orang-orang kalangan menengah atas. Karena tersiar kabar harga obat mencapai Rp16 juta. 

Dikutip dari Okezone.com, Kementetian Kesehatan RI mengaku tengah berupaya menekan angka laju kasus gangguan ginjal akut, karen penyakit tersebut telah menyerang lebih dari 200 anak di Indonesia.

Untuk itu,  mendatangkan Fomepizole merupakan salah satu solusi yang dinilai sebagai obat penawarnya. Obat ini diketahui dipesan oleh Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin langsung dari Singapura dan Australia

Menkes Budi mengatakan, obat impor ini memang dibanderol dengan harga yang tak murah per vialnya.

“Untuk harganya, per 1 vialnya itu Rp16 juta,” ungkap Menkes Budi ketika Konferensi Pers Update Gangguan Ginjal Akut baru-baru ini.

Pembiayaannya sendiri, diungkap Menkes Budi masih ditanggung oleh Kementerian Kesehatan.

“Itu untuk sementara, kita yang menanggung," tambahnya.

Sebagai informasi, sebanyak 26 vial antidote Fomepizole yang didatangkan dari Singapura dan Australia tersebut sudah datang per hari ini, Minggu (23/10/2022) dengan rincian 10 vial dari Singapura dan 16 vial dari Australia dan dibawa melalui proses hand carry.

Sebelumnya, diungkap Menkes Budi, Fomepizole ini sudah diberikan kepada 10 orang pasien gangguan ginjal akut yang dirawat di RSCM dan memperlihatkan hasil yang baik dan stabil pada pasien.

Bahwa kami beranggapan obat ini efektif dan kami akan mendatangkan obatnya lagi. Diharapkan obat ini dapat menurunkan fatality ratenya. Jadi selain kita cegah penyakitnya, tapi juga treatmentnya," pungkas Menkes Budi.

Editor : Arif Ardliyanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut