Selain rukun Islam yang ke-4, Jusuf Kalla juga mengajak mahasiswa untuk merencakanan dan meniatkan untuk berhaji. Ibadah haji memiliki dampak-dampak positif dan kemanfaatan yang banyak baik bagi individu yang melaksanakan ibadah haji maupun masyarakat pada umumnya. Bagi yang melaksanakan ibadah haji, akan terpancar kebaikan dan kesalihan dari pribadinya.
Pria yang mengenyam pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makassar (1967) ini menjelaskan, Ibadah haji juga melatih seorang Muslim mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan, persaudaraan, dan persamaan secara universal.
Seseorang yang melaksanakan rukun islam yang ke-5 akan melepaskan diri dari egonya, sehingga dia akan mendapati dirinya larut dalam sebuah kumpulan akbar manusia, yang bersatu, tak tercerai-berai, dan bersama-sama memenuhi satu panggilan untuk berputar mengelilingi satu pusat, kemudian kumpulan haji yang disatukan dan menyatukan ini bergerak untuk melempar setan.
“Ini merupakan bentuk utama menjadi sosok penggerak kehidupan. Dalam ibadah haji, semua orang diminta menanggalkan pakaian, perhiasan yang seringkali menandai perbedaan daerah, kelas sosial dan sebagainya," ujarnya.
"Sebagai gantinya, semua memakai pakaian sederhana yang lebih mirip dengan kain kafan. Ketika berthawaf dan berwukuf di arafah, tidak terlihat kefakiran dan kekayaan seseorang. Melalui gerakan 45, Insyaallah mahasiswa Unusa akan bisa menjadi generasi generasi rahmatan lil alamin yang berjiwa pembelajar dan penggerak bagi bangsa dan ummat manusia,” tutur JK.
Editor : Ali Masduki