get app
inews
Aa Text
Read Next : Begini Cara Komplotan Pencuri Kabel PJU Bekerja, Kerugian Pemkot Surabaya Hingga Rp12 Miliar

Limbah Plastik Dominasi Sampah di Kota Pahlawan

Selasa, 07 Desember 2021 | 15:38 WIB
header img
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam relawan sungai nusantara membentangkan spanduk ketika membersihkan puluhan pohon api-api dari jeratan sampah plastik, di Pesisir Mangrove Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur. (Foto: iNewsSurabaya/Ali Masduki)

SURABAYA, iNews.id - Pakar lingkungan dari Universitas Airlangga(UNAIR), Nita Citrasari, menyebutkan bahwa plastik sekali pakai merupakan limbah plastik yang mendominasi di Surabaya.

Padahal, selain berdampak buruk terhadap lingkungan, penggunaan kantong plastik sekali pakai juga terletak pada taraf yang mengkhawatirkan.

Untuk mengurangi limbah plastik sekali pakai, Nita bersama tim peneliti mengawal program Pasar Rakyat Kota Surabaya Bebas Kantong Plastik yang dinaungi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya. 

"Program ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai di Kota Surabaya, dimulai dari Pasar Rakyat yang ada di Kota Surabaya," terangnya.

Pada tahap awal, para peneliti yang terdiri atas 25 mahasiswa dari Prodi Teknik Lingkungan (PTL), melakukan penelitian kesiapan pasar rakyat dalam menjalankan program. 

Setelah menyusuri 67 pasar di bawah pengelolaan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya, akhirnya ia bersama tim peneliti sampah, mendapatkan tiga pasar yang layak dipilih sebagai pilot project yaitu Pasar Genteng, Pasar Pucang dan Pasar Kapasan. 

Di ketiga pasar inilah, pada Jumat (3/12) Nita dan tim melakukan penelitian diakhiri dengan aksi edukasi dan sosialisasi penukaran tas plastik sekali pakai dengan tas kain.

Dalam penelitian tersebut, dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR ini juga menemukan bahwa diperlukan sosialisasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program ini. 

Nita menuturkan, saat ini masyarakat perlu diberikan bukti riil terkait dampak plastik di lingkungan. Salah satunya dengan menunjukkan contoh penyebab banjir di Pasar Kapasan, yaitu kantong plastik sekali pakai yang masuk dan menumpuk di selokan. 

"Saat selokan dibongkar, akan menimbulkan bau, Jadi disini dampak riil yang dirasakan banjir dan bau sampah," kata dia.

Nita berharap adanya percepatan penetapan regulasi penggunaan sampah plastik sekali pakai di Surabaya, yang juga dibarengi dengan tumbuhnya rasa cinta lingkungan oleh masyarakat. 

"Harapannya agar masyarakat mencintai lingkungannya, salah satunya dengan cara mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai, membawa tas kain atau keranjang saat berbelanja ke pasar, dan lain-lain," tandasnya.
 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut