SURABAYA, iNews.id - Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, bersikap keras dan tegas menghadapi tantangan bahkan ancaman dari negara raksasa China.
Nota protes China dijawab KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, dengan pernyataan bahwa TNI Angkatan Laut tidak akan mundur atas Natuna, karena menyangkut kedaulatan dan kehormatan bangsa Indonesia.
“Satu yard pun kami tak akan mundur” tegas Yudo.
Untuk itu, Yudo meminta prajuritnya untuk tetap mempertahankan wilayah Indonesia, termasuk mempertahankan Laut Natuna Utara.
"Tidak ada tawar menawar untuk urusan yang menyangkut kehormatan dan kedaulatan bangsa. Prinsip ini harus kita pegang teguh selamanya, meskipun nyawa yang menjadi taruhannya," tegasnya.
Pemerhati Politik dan Kebangsaan, M Rizal Fadillah, menilai pernyataan “Satu yard pun kami tak akan mundur” menjadi oase ditengah kultur politik yang sering tidak jelas integritas diri.
"Dimana banyak pejabat yang berwatak pengecut atau hipokrit, maka fenomena Yudo Margono menjadi sangat menarik. Wajar jika muncul banyak apresiasi," tuturnya.
Ancaman ini bukan datang dari sembarang pihak tetapi China negara rasaksa yang mengklaim Laut China Selatan khususnya di Nine Dash Line sebagai milik warisannya.
Perlawanan Yudo Margono, kata Rizal, berimplikasi luas termasuk terhadap sikap politik Pemerintah yang semakin tidak jelas mengenai konflik Natuna.
Pro China, bebas aktif atau bebas pasif ? China mencoba mencengkeram Indonesia melalui program OBOR, debt trap, TKA, serta jaringan pengusaha diaspora.
Laksamana Yudo Margono memotivasi prajurit agar memiliki sikap ksatria “mempertaruhkan nyawa” dalam membela kepentingan bangsa.
"Satu yard pun kami tak akan mundur adalah kalimat fenomenal. Harus didukung masif dan eksplosif oleh seluruh elemen bangsa dan rakyat Indonesia," tegasnya.
Editor : Ali Masduki