Salvamento Maritimo, badan penyelamat maritim Spanyol, mengatakan pihaknya harus menangani enam kasus serupa dalam dua tahun terakhir. Sofia Hernandez, yang mengepalai pusat koordinasi layanan di Las Palmas, mengatakan kepada AP bahwa migran cenderung mencari perlindungan di dalam struktur mirip kotak di sekitar kemudi.
Dia mencatat bahwa bepergian dengan cara seperti itu “sangat berbahaya” karena penumpang gelap tetap terpapar cuaca buruk dan laut yang ganas. Selain itu, tergantung pada berat kargo di atas kapal tanker, kemudi dapat sepenuhnya terendam air, menimbulkan bahaya yang signifikan bagi para imigran ilegal.
Txema Santana, seorang jurnalis dan penasihat migrasi ke Kepulauan Canary, telah menyatakan bahwa ini bukan upaya pertama dari para penumpang gelap untuk melakukan perjalanan berisiko, dan tidak akan menjadi yang terakhir. Dia mencatat bahwa tidak semua dari mereka akan memiliki “keberuntungan yang sama,” demikian diwartakan RT.
Kepulauan Canary milik Spanyol telah menjadi gerbang populer bagi para migran Afrika yang mencoba memasuki Eropa. Namun, sejak 2014, sekitar 2.976 migran telah meninggal atau hilang setelah upaya penyeberangan yang gagal, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.
Kementerian Dalam Negeri Spanyol telah melaporkan bahwa sebanyak 11.600 orang telah mencapai pulau-pulau Spanyol dengan perahu sepanjang tahun ini, karena migrasi ke kepulauan dilaporkan tumbuh sebesar 51% dalam lima bulan pertama 2022, dibandingkan tahun sebelumnya.
Editor : Arif Ardliyanto