Yoshihiro menyatakan, dalam operasionalnya nanti, pabrik Daikin ini akan mengadopsi teknologi canggih terkini termasuk didalamnya pemanfaatan IoT (Internet of Things) dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence – AI).
"Hal ini merupakan dukungan Daikin untuk sejalan dengan pengembangan industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah Indonesia," katanya.
Dia menambahkan, selain dari sisi investasi dan penciptaan 2.500 peluang kerja baru, pendirian pabrik Daikin ini juga berpotensi memberikan kontribusi pada peningkatan nilai ekspor. Hal ini karena selain untuk pemenuhan permintaan pasar domestik, pabrik baru Daikin ini juga bakal ditujukan untuk tujuan ekspor. "Utamanya pada negara-negara di belahan Asia Tenggara sebagai respon atas tingginya permintaan AC berkapasitas kecil," ujar Yoshihiro.
Menurutnya, pabrik AC ini pun menjadi langkah Daikin mendukung pemerintah Indonesia terkait peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan gerakan hemat energi sekaligus pengurangan jejak karbon. Pasalnya, pabrik AC Daikin ini hanya memproduksi AC inverter yang telah terbukti sebagai teknologi hemat listrik.
"Disamping pula, penggunaan bahan pendingin (refrigerant) R32 yang dikenal lebih ramah lingkungan karena memiliki efek rendah pada penipisan ozon (zero Ozon Depletion Potential)," imbuhnya.
Dia menjelaskan, kehadiran pabrik yang dapat menjamin ketersediaan AC inverter dengan refrigerant R32 ramah lingkungan ini, diharapkan membuat varian AC hemat listrik ini akan lebih cepat dan lebih mudah dijangkau untuk semakin memperluas penggunaannya pada lebih banyak keluarga di Indonesia.
“Beriring upaya Daikin untuk tetap terdepan dalam industri solusi tata udara, perhatian pada kualitas hidup masyarakat yang lebih baik pun menjadi fokus kami dalam menjalankan operasional di Indonesia,” pungkas Yoshihiro.
Editor : Ali Masduki