Sementara, hadir khusus sebagai narasumber pada diskusi panel Dialog Kebangsaan, Gubernur D.I.Y Sri Sultan Hamengkubuwono X menegaskan, dalam Pancasila terkandung Bhineka Tunggal Ika yang dijamin oleh konstitusi. Untuk itu, ketika ada masalah perlu diingat bahwa sesama anak bangsa, harus saling menghargai karena kemajemukan itu sudah luluh dalam Kebhinekaan.
Dirinya mengingatkan bahwa tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia di masa depan sangat luar biasa. Sehingga, diperlukan pemimpin sekaligus generasi di masa depan bisa menatap tegas ke depan, tanpa menoleh ke belakang.
"Harapan saya jangan hanya mengatakan Bhineka Tunggal Ika adalah lambang negara, tetapi harus kita aplikasikan menjadi strategi integrasi bangsa. Itulah pilihan kita untuk berbangsa dan bernegara," tegasnya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutan pada Dialog Kebangsaan tersebut menyampaikan, bahwa ini merupakan hasil dari sinergitas, kolaborasi, gotong royong dan tepo seliro yang terjalin di seluruh elemen di Jatim.
"Kami bersyukur bahwa Indeks KUB Jatim pada 2021 berdasarkan data Kemenag RI 77,8 persen. Sedangkan nasional adalah 72,9 persen," ungkap Gubernur Khofifah.
Selain itu, lanjut Khofifah, juga terdapat moderasi, saling tafahum dan toleransi di dalamnya. Meskipun ada perbedaan-perbedaan tetapi ada understanding diantara satu dengan yang lain. Yang dilanjutkan respect dan trust satu sama lain.
"Inilah yang telah mengantarkan capaian indeks KUB Jatim mencapai 77,8 persen," imbuhnya.
"Oleh karena itu saya selalu pesan, Jatim tidak boleh batuk. Kalau sampai batuk, droppletnya bisa sampai ke Ibukota. Sehingga saling tafahum (memahami) antara satu dengan yang lain adalah bagian yang harus kita ihtiarkan bersama," tegasnya.
"Karenanya Mutual respect ini sangat dibutuhkan untuk bisa menjalin mutual trust atau kepercayaan satu sama lain," jelas Khofifah.
Editor : Ali Masduki