Lalu ia menyerang kota raja Singhasari dengan dibantu Bupati dari Madura yaitu Arya Wiraraja dan akhirnya mereka berhasil merebut kota. Saat itu menantu Kertanegara yaitu Raden Wijaya berusaha mempertahankan kota tapi tidak berhasil. Setelah itu Raden Wijaya dan tiga abdinya yaitu Ranggalawe, Lembu Sora dan Nambi berlindung ke Arya Wiraraja yaitu ayah Nambi di Madura.
Singkat cerita Raden Wijaya pergi ke Kediri bersama Arya Wiraraja untuk meminta pengampunan dari Jayakatwang. Raden Wijaya pun diampuni dan diizinkan membuat pemukiman baru di Hutan Tarik lalu Raden Wijaya mendirikan pemukiman bernama Majapahit disana.
Alasan Kubilai Khan memilih pasukan dari Cina selatan karena armor lapis bajanya yang ringan dirasa lebih cocok di Jawa dan orang-orang Cian selatan juga sudah terbiasa dengan lingkungan yang lembab, panas dan hujan. Pasukan Mongol dipersenjatai dengan panah, tameng dan senjata jarak jauh lainnya. Sedangkan pasukan infanteri berat dipersenjatai dengan tombak dan kapak. Pasukan ekspedisi ini dikabarkan juga membawa senjata mesiu yang berupa Meriam.
Diperkiarakan kalua kapal yang dibawa oleh Mongol memiliki lebar 11 meter, panjang 30 meter lebih dan tiap kapal bisa mengangkut sekitar 20-30 orang. Jika dibandingkan dengan angkatan laut Jawa, angkatan laut Mongol bisa dibilang kalah jauh karena Jong Jawa memiliki panjang lebih dari 50 meter dan mampu mengangkut sampai 500-1000 tentara dan kapal itu juga dilapisi dengan beberapa papan tebal yang membuatnya kebal dengan artileri.
Kubilai Khan telah mengirim banyak utusan ke berbagai kerajaan untuk meminta upeti kepada mereka. Namun ia gagal menguasai Jawa untuk tunduk dibawahnya
Diketahui kalau pasukan di berbagai bagian Asia Tenggara pada masa itu sudah memakai baju lapis baja ringan dan pasukan Jawa terdiri dari rakyat wajib militer yang dipimpin oleh prajurit dan para bangsawan. Pasukan Dinasti Yuan berangkat dari Pelabuhan selatan Quanzhou kemudian berlayar sepanjang pantai wilayah Dinasti Tran Dai Viet dan Champa. Dalam perjalanan mereka juga menundukkan beberapa kerajaan di Melayu dan Sumatera lalu menempatkan Darughachi disana, sementara pasukan utama berhenti di Biliton untuk merancang strategi.
Editor : Arif Ardliyanto