MALANG, iNewsSurabaya.id – Pegiat lingkungan dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) dan Asosiasi Komunitas Sungai Nusantara (AKSI Nusantara) , menggelar aksi damai di Alun - Alun Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (02/2/2023). Aksi tersebut dalam rangka memperingati hari Lahan Basah Internasional.
Aksi damai ini merupakan salah satu kampanye terhadap keresahan-keresahan atas kondisi sungai Brantas. Sementara Kota Malang termasuk daerah hulu dari sungai Brantas. Lahan basah mencakup wilayah payau, rawa, gambut atau perairan mengalir atau menggenang termasuk sungai.
Sungai brantas sebagai salah satu ekosistem lahan basah yang menyimpan keanekaragaman hayati serta manfaat bagi masyarakat baik secara ekonomi, ekologi maupun budaya saat ini kondisinya semakin memprihatinkan.
Sepanjang tahun 2022 sesuai hasil penelitian Ekspedisi Sungai Nusantara menemukan bahwasanya Jawa Timur menjadi salah satu provinsi tertinggi yang terkontaminasi mikroplastik.
Sungai Brantas termasuk sungai yang menyumbang polusi mikroplastik. Mikroplastik ini berasal dari sampah-sampah plastik yang dibuang ke sungai.
Sampah plastik yang ada dilingkungan tidak akan terurai dan hilang, tetapi hanya akan terpecah menjadi mikroplastik.
Faktor yang menyebabkan sampah plastik terpecah menjadi mikroplastik adalah pelapukan, fotolisis, abrasi, mekanik, dan bahkan dekomposisi mikroba.
Mikroplastik adalah remahan atau potongan plastik yang berukuran lebih kecil dari 5mm hingga 1 μm, terdapat 2 kategori partikel mikroplastik berdasarkan ukurannya yaitu ukuran besar 1-5 mm dan kecil <1mm.
Menurut Rafika Aprilianti, peneliti mikroplastik ECOTON menjelaskan bahwa Mikroplastik tidak dapat dengan mudah dihilangkan dari perairan karena sifatnya yang persisten.
“Tingkat kontaminasi polusi mikroplastik dapat berdampak pada rantai makanan di perairan laut, mulai dari dari mikroorganisme seperti plankton, berbagai jenis ikan, dan mamalia,” katanya.
Mikroplastik yang telah terakumulasi di lingkungan akan mempengaruhi kesehatan lingkungan beserta biota yang ada didalamnya.
Editor : Ali Masduki