Gerard mengatakan, sebagai pecinta kereta api, dirinya ingin menunjukkan dan memberikan edukasi pada warga Belanda saat ini tentang kereta api yang pernah diproduksi oleh pemerintahan Hindia Belanda pada masa penjajahan itu.
Apalagi, kereta api yang hendak direvitalisasinya ini, merupakan kereta api yang khusus diproduksi Belanda sebagian besar untuk Indonesia kala itu. "Pabrik Belanda saat itu memproduksi (kereta api) untuk beberapa negara, tapi mayoritas atau sebagian besar untuk Indonesia," tegasnya.
Lantas mengapa ia tertarik dengan denga lokomotif "pabrik gula" ini? Gerard mengatakan, jika kereta api ini khusus diproduksi oleh Belanda dengan seorang desainer yang juga asli dari Belanda. Sehingga, lokomotif yang dibawanya kembali ini diakuinya mengandung sejarah Indonesia-Belanda.
Dua Lokomotif produk Belanda diangkut untuk diperbaiki menuju Museum Stroomtrein Katwijk Leiden Belanda. Foto iNewsSurabaya/arif
Sementara itu, Eddy Setio Hardono, senior representative of Stoomtrein Katwijk Leiden mengatakan jika di museum ini sebelumnya memiliki sejumlah lokomotif dari berbagai negara namun belum ada yang dari Belanda. Lokomotif ini nantinya akan diperbaiki dan diperkenalkan ke publik Belanda sebagai bagian dari sejarah industri teknologi kala itu.
"Di museum itu kita belum punya buatan Belanda, yang buatan Belanda itu ada di Indonesia. Nanti akan kita perbaiki dan akan kita perkenalkan ke publik Belanda. Sejarah masa lalu itu seperti ini. Ini dulu bekerja di pabrik gula, di Sumatera Selatan. Hanya sebagai sejarah perkembangan teknologi industri dimulai dari mesin uap sampai sekarang menjadi elektronik," tegasnya.
Editor : Arif Ardliyanto