Ozi Riyanto selaku perwakilan Laznas LMI mengatakan bahwa kegiatan edukasi yatim peduli lingkungan tersebut merupakan program perdana, sebuah program edukatif dengan melibatkan dan mengajak serta anak-anak yatim dan dhuafa untuk belajar tentang mengelola sampah dan sekaligus bermain di Kampung Edukasi Sampah.
“Dalam kegiatan ini tak hanya untuk mengisi waktu libur sekolah, namun juga edukasi didapatkan, namun juga anak-anak berkesempatan bermain dan juga menjadi sebuah kegiatan social berupa pemberian santunan serta bingkisan kepada para anak yatim dan dhuafa”, kata Ozi, sapaan akrabnya.
“Kami mengajak para dermawan dan donatur untuk ikut bergabung bersama Laznas LMI mendukung program ini, yaitu program edukasi yatim peduli lingkungan”, tambahnya.
Kampung Edukasi Sampah memberikan trik untuk peduli pada Sampah, trik ini diberikan pada anak yatim. Foto iNewsSurabaya/ist
Sementara itu, Edi Priyanto pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengaku gembira dan sekaligus mengapresiasi atas program yang digagas anak-anak muda di wilayahnya tersebut, karena mampu menarik minat dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk Laznas LMI yang mengajak anak-anak yatim binaannya untuk belajar kelola sampah.
“Generasi muda utamanya anak dan remaja usia sekolah perlu diajak untuk ikut peduli terhadap lingkungan salah satunya harus peduli terhadap permasalahan sampah. Anak-anak harus ditanamkan sejak dini, bahwa sampah tidak boleh dibuang sembarangan karena akan memberikan dampak buruk bagi lingkungannya”, tegas Edi.
“Mereka harus diajarkan tentang praktek bagaimana memilah sampah organik dan anorganik dirumahnya, demikian juga mampu memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik didaur ulang atau menjadi kerajinan dan souvenir”, ujar Edi
Edi kembali menambahkan bahwa dengan dibangunnya kesadaran anak usia dini akan pentingnya memilah dan mengolah sampah dari rumah, akan menjadi sebuah budaya baru dengan terjadinya peningkatan kepedulian terhadap lingkungan dan semakin bijak dalam mengelola sampah.
“Bijak kelola sampah mulai dari rumah tangga apabila dilakukan secara konsisten pada akhirnya akan memberikan dampak positif mulai dari rumah hingga lingkungan RT dan RW sehingga budaya peduli sampah dan peduli lingkungan dapat dicapai” kata Edi.
“Edukasi pengelolaan sampah harus terus dilakukan secara berkelanjutan demi kelestarian bumi. Anak-anak usia dini dan generasi muda perlu mendapatkan edukasi tak hanya di sekolah namun perlu secara langsung melihat prakteknya di masyarakat agar mampu memilah dan mengelola sampah secara baik dimulai dari lingkungan rumahnya”, pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto