Azka, Siswa SD Swasta Asal Sumenep Peraih Medali Emas, Perak, dan Perunggu di Ajang Lomba Nasional
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/08/14/b3c80_azka.jpg)
Uniknya anak ini, kata dia, sebelum mengikuti lomba adalah mengaji dan berdoa di maqbarah buyutnya, yakni KH Muhammad Asy-Syarqawi muassis Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk.
"Setelah bertawassul, membaca surat Yasin, tahlil dan doa, anakku mendekat ke nisan Kiai Syarqawi. Kemudian memegang batu nisannya sembari memejamkan mata dan berdoa di dalam hati," curahnya.
Ia mengutarakan, yang menjadi kenangan pada dirinya adalah saat mau ikut lomba ke Yogyakarta dan Malang. Ia mencari pinjaman uang untuk bekal anak dan istri yang akan menenamaninya. Kebetulan di bulan itu pengeluaran cukup banyak, seperti pernikahan, haji, kematian, dan kebutuhan lainnya.
"Alhamdulillah, atas izin Allah, kami pun gagal pinjam uang. Ada rezeki yang tak bisa disangka-sangka sehingga kami bisa membekalinya," kenangnya.
Di lain sisi, ia merasa malu kepada anaknya, karena sang ayah jarang membersamainya saat ada Pekerjaan Rumah (PR) atau pun saat belajar sebelum mengikuti lomba. Hal itu disebabkan memiliki ragam tanggung jawab yang menumpuk di pundaknya.
"Saat kami mengajar di pesantren, dagang, bahkan saat dibutuhkan oleh NU atau pun kiai. Anak pasti kami ditinggal dan dipasrahkan pada istri sepenuhnya. Terkadang, buku yang berserakan di kamar tidur, pasti dibaca oleh anak. Jika tidak tahu, anak pasti bertanya. Maklum yang dibaca adalah teks Arab yang tak berharakat," ucapnya.
Menurutnya, prestasi yang diraih berkat usaha anaknya yang giat rajin berlajar. Juga kontrol ekstra dari istri serta kesabaran guru yang telah mendidik di sekolah atau pun di tempat les.
Di sisi lain, dirinya meyakini bahwa prestasi yang diraih oleh anaknya berkat berkah leluhur, muassis dan masyayikh NU. Karena saat ada panggilan jam'iyah, anaknya tidak ditemani.
"Terima kasih ibu guru yang berkenan dan sabar mendidik anak kami. Pesan untuk kakak Azka, كن طالبا من يراك يمدح من رباك. Artinya, jadilah santri yang apabila orang melihatmu, orang akan memuji guru yang mendidikmu," tandasnya.
Editor : Arif Ardliyanto