get app
inews
Aa Text
Read Next : Alot! Bisri Syansuri Belum Ditetapkan Pahlawan Nasional, Begini Respons Keluarga di Jombang

Resolusi Jihad NU, Respons Keras KH Hasyim Asyari Kedatangan Brigade 49 Divisi India Tentara Inggris

Kamis, 17 Agustus 2023 | 13:42 WIB
header img
Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) diprakarsai oleh KH Hasyim Asyari, kakek dari mendiang Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Foto: Dok

JAKARTA, iNewsSurabaya.id - Resolusi Jihad Nahdlatul Ulama (NU) diprakarsai oleh KH Hasyim Asyari, kakek dari mendiang Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Resolusi Jihad dicetuskan setelah kedatangan tentara sekutu Brigade 49 Divisi India Tentara Inggris pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby tiba dan melakukan Agresi Militer II Belanda.

Resolusi Jihad dicetuskan karena menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia masih belum selesai sepenuhnya, walaupun proklamasi telah diumumkan pada 17 Agustus 1945.


Dengan lahirnya Resolusi Jihad, semangat umat Islam untuk mempertahankan kemerdekaan semakin terbakar. Peristiwa heroik 10 November 1945 yang diperingati sebagai Hari Pahlawan tidak terlepas dari semangat Resolusi Jihad yang dicetuskan di markas NU, Bubutan Surabaya.

Buku berjudul "Resolusi Jihad, Perjuangan Ulama dari Menegakkan Agama Hingga Negara" yang ditulis oleh Abdul Latif Bustami dan Tim Sejarah Tebuireng menjelaskan bahwa NU, para kiai, santri, dan masyarakat Nahdliyin berkontribusi nyata dalam mendukung perjuangan kemerdekaan.

Puncak perjuangan yang dipelopori oleh para ulama muncul setelah dikeluarkannya fatwa jihad oleh Hadharatu syekh KH. M. Hasyim Asyari yang lebih dikenal dengan "Resolusi Jihad" pada 22 Oktober 1945, sebelum pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Resolusi ini dianggap sebagai legitimasi bagi pemerintah dan juga sebagai kritik terhadap sikap politik yang pasif terhadap agresi militer oleh Sekutu.

Adapun ringkasan fatwa KH Hasyim Asy’ari sebagai berikut : 

Hoekoemnja memerangi orang kafir jang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhoe ‘ain bagi tiap-tiap orang Islam jang moengkin meskipoen bagi orang kafir.

Hoekoemnja bagi jang meninggal dalam peperangan melawan NICA serta komplotannja adalah mati sjahid. Hoekoemnja orang jang memetjahkan persatoean kita sekarang ini wadjib diboenoeh"

Resolusi Jihad adalah pernyataan tertulis yang disetujui oleh perwakilan masyarakat, yang memuat tuntutan untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Pernyataan ini juga meminta pemerintah Indonesia untuk mengumumkan perang suci atau jihad.

Revolusi jihad ini bersumber dari peristiwa sebelumnya. Setelah Sekutu berhasil mengalahkan Jepang dan Jepang menyerah tanpa syarat pada 14 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya secara de facto pada 17 Agustus.

Bagi NU, Belanda dan Jepang kehilangan legitimasi kekuasaan. Kedatangan Belanda yang didukung oleh pasukan Sekutu dipandang sebagai agresi terhadap kekuasaan Islam yang sah, yaitu pemerintahan Republik Indonesia. Oleh karena itu, bagi NU, satu-satunya pilihan adalah mendukung Republik dan mengusir pasukan Sekutu, tanpa memedulikan risiko.

KH Hasyim Asyari mengeluarkan fatwa yang menolak kembalinya kekuasaan kolonial dan mengakui pemerintahan Republik Indonesia yang baru merdeka, sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan tekad yang tak kenal lelah dalam perjuangannya, Kiai Hasyim berhasil ditinggikan statusnya menjadi Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden nomor 249 tahun 1945.

Sebelumnya, Nahdhatul Ulama (NU) telah membentuk sebuah milisi yang mendapatkan pelatihan militer dari pihak Jepang, berkat usaha yang digerakkan oleh KH Hasyim Asyari. Kelompok ini dikenal sebagai Laskar Hizbullah, yang juga menjadi semangat yang ditekankan melalui Resolusi Jihad NU.

Dalam karya "NU: Tradisi, Relasi-Relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru" (1994) karya Martin van Bruinessen, dijelaskan bahwa pada tanggal 21 dan 22 Oktober 1945, perwakilan dari berbagai cabang NU di seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. Mereka dengan tegas menyatakan perjuangan kemerdekaan sebagai bentuk jihad (perang suci) melawan penjajah.

KH Hasyim Asyari berhasil menghimpun tokoh-tokoh penting seperti Kiai Wahab Hasbullah, Kiai Bisri Syamsuri, dan para kiai lainnya. Pertemuan ini dilangsungkan di kantor PBNU di Bubutan, Surabaya. Panglima Hizbullah, Zainul Arifin, juga ikut serta dalam pertemuan tersebut. Dalam forum ini, mereka mencapai kesepakatan untuk mengeluarkan Resolusi Jihad sebagai bagian integral dari upaya perjuangan mereka.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut