Belum usai cemas memikirkan nasib tabungan sekolahnya, Naily juga harus meredam kegalauan warga sekitar sekolah yang menabung di Bank Mini Syariah SMK Zainul Hasan. Padahal, kata dia, BPRS Asri Madani sudah menjelaskan bahwa tabungannya aman karena sudah dijamin oleh LPS.
"Nasabah-nasabah kita sekitar lingkungan sekolah tanya semua. Mereka ada yang simpan hingga Rp50 juta. Sempat panik. Jadi kami menjelaskan satu per satu dengan sabar," ucapnya.
Alumnus Universitas Jember ini mengakui, awalnya ia kurang yakin seluruh uang tabungan bisa kembali. Dia tidak pernah memperhatikan secara detil tulisan plakat LPS yang tertempel di BPRS Asri Madani. Ketika di bank, Naily hanya sekedar membaca tulisan bahwa BPR ini dijamin oleh LPS maksimal Rp2 miliar. Tapi dia tidak memperhatikan secara detil apa tugasnya LPS.
"Kita kawatir uang segitu banyak ini beneran ditukerin apa gak, beneran dijamin gak. Kawatir ini beneran caer apa gak ya," ujarnya.
Kepala Sekolah di SMK yang berdiri sejak 2009 silam itu pun akhirnya merasakan manfaat keberadaan LPS, setelah BPRS Asri Madani resmi dinyatakan pailit dan dicabut izin usahanya. Setelah 90 hari dia mendapat kabar baik, seluruh uang tabungan sekolah dan Bank Mini sudah bisa diklaim lewat Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Dari kejadian itu berarti saya harus bekerjasama dengan bank yang dijamin oleh LPS. Jadi kalau ada apa-apa tenang, sudah ada yang menjamin," tegasnya.
LPS Kian Populer di Ujung Timur Pulau Jawa
Keberadaan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) semakin populer dan diakui oleh masyarakat di ujung pulau Jawa, yakni Kabupaten Banyuwangi, Tawa Timur. Pasalnya, LPS memberikan kepastian kepada nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga atau BPR Bagong Inti Marga yang dilikuidasi pada tanggal 2 Februari 2023. Perekonomian 3000 nasabah tetap digdaya meskipun bank tempatnya menabung bangkrut.
Tim Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengunjungi Nur Laili, eks nasabah PT Bank Perkreditan Rakyat Bagong Inti Marga atau BPR Bagong Inti Marga yang dilikuidasi pada tanggal 2 Februari 2023, di toko pakan ternak miliknya di Banyuwanigi. Foto/Ali Masduki
Seperti Nur Laili misalnya. Meski sempat cemas dan kawatir, uang yang dikumpulkan dari jerih payah dengan berjualan pakan ternak sehari-hari tidak raib. Warga Dusun Krajan, Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi itupun tetap bisa memutar modal secara normal. Terakhir, Nur Laili memiliki tabungan Rp10 juta.
"Begitu tahu bahwa bank ditutup saya cemas dan kawatir, karena uang yang saya cari susah kok bisa hilang. Tapi waktu itu BPR memberikan kabar, saya disuruh tenang karena ada jaminan dari LPS," katanya saat ditemui di toko pakan ternak miliknya, Sabtu (19/8/2023). Saat ini, tabungan Nur Laili sudah dialihkan oleh LPS ke Bank Mandiri.
Perempuan 50 tahun ini mengaku lebih memilih nabung di BPR Bagong karena banyak kemudahan. Selain sudah kenal akrab dengan Direkturnya, untuk menabung ia tidak perlu meninggalkan lapaknya karena sudah ada petugas yang jemput bola. Para petugas juga meyakinkan bahwa banknya resmi dan sudah dijamin oleh LPS.
Ditanya bagaimana proses klaim, Nur Laili tidak mengalami kendala apapun. Begitu bank dilikuidasi, dalam sehari prosesnya selesai dan tabungan bisa diambil.
Hal sama juga dialami oleh Siti Nuryatimah. Pengusaha warung sate dan gule ini merupakan nasabah setia BPR Bagong. Lebih dari 10 tahun ia menitipkan uang dari keuntungan jualannya di BPR Bagong. Tabungan terakhirnya sekitar Rp30 juta.
Siti Nuryatimah (tengah), eks nasabah BPR Bagong yang dilikuidasi pada tanggal 2 Februari 2023. Pemilik warung makan sate gule ini tidak panik saat bank dikabarkan pailit karena sudah dijamin oleh LPS. Foto: iNewsSurabaya.id/Ali Masduki
Namun perempuan 45 tahun ini sama sekali tidak panik ketika mendengar bank akan dilikuidasi, karena sebelumnya sudah tahu bahwa BPR Bagong dijamin oleh LPS. Terkait proses klaim, penjual sate sejak 1999 ini mengakui bahwa kedua belah pihak, baik BPR Bagong dan LPS pro aktif memberikan kabar sehingga pencairan uangnya berjalan mulus tanpa hambatan.
"Proses klaim gak rumit kok. Saya ngurus gak sehari ful, cuma antri beberapa jam dan selesai. Sekarang uang saya berada di Bank Mandiri," kata dia.
Berdasarkan pengalamnnya, Siti Nuryatimah menyarankan kepada masyarakat agar tidak serampangan dalam memilih bank untuk menabung. Agar uang hasil keringat aman, dia juga menyarankan supaya tidak alergi terhadap bank. Ia bilang, menyimpan uang di bank lebih terjamin keamannya daripada menyimpan uang di rumah.
"Habis kejadian ini saya gak trauma nabung di BPR. Selama ada badan hukum, ada penjaminan pasti aman. Saya menganjurkan kalau gak mau ke bank besar, daripada ke KSP mending ke BPR," tutupnya.
Itulah musabab LPS kian poluler di ujung Pulau Jawa. Ribuan eks nasabah BPR yang terlikuidasi bisa mendapatkan haknya kembali dengan mudah.
Editor : Ali Masduki