Apabila terjadi kenaikan harga bbm non subsidi menyesuaikan harga minyak dunia maka golongan menengah keatas yg terdampak hanya 13-15% untuk gasoline/bensin dan 4% untuk gasoil/diesel.
Namun Hadi mengingatkan kepada masyarakat agar tak termanjakan dengan subsidi pemerintah dan mulai mengubah gaya hidup menjadi lebih hemat.
"Hindari pengeluaran yang tidak perlu, terutama terkait bahan bakar. Mungkin masyarakat mulai menggunakan transportasi publik atau transportasi yang lebih efisien. Itu mungkin gerakan yang bisa dilakukan masyarakat," katanya.
Hadi juga mengingatkan, subsidi BBM ini hendaknuya benar-benat dinikmati kelompok masyarakat ekonomi menengah ke bawah, dan bukan oleh kalangan ekonomi yang mampu. Ini juga untuk menjaga agar subsidi tak semakin meningkat.
"Kalau disparitas harga dalam negeri dan luar negeri semakin lebar dengan semakin tingginya harga minyak dunia, volume subsidi akan bertambah besar. Ini akan menyedot resource cukup besar dari pemerintah. Semestinya bisa untuk pembangunan, tapi ini untuk menyubsidi konsumsi bahan bakar masyarakat," kata Hadi.
Pemerintah diminta Hadi untuk bergegegas menyediakan fasilitas transportasi publik yang layak, sehingga masyarakat tertarik menggunakannya.
"Selama ini kenapa kemacetan belum bisa terurai, karena masyarakat merasa lebih enjoy mernggunakan transportasi pribadi dibandingkan transportasi umum," katanya.
"Kalau transportasi publik bisa ditingkatkan kenyamanan, keamanan, dan keekonomisannya, mungkin itu satu cara untuk menekan gejolak atau dampak kenaikan harga minyak dunia," kata Hadi.
Editor : Ali Masduki