Rangkaian kegiatan ini merupakan implementasi rencana pengelolaan perikanan berkelanjutan yang sudah dibuat dokumennya secara partisipatif oleh semua kelompok dan saat ini dalam proses review. Kegiatan pelatihan dilakukan tanggal 24-26 januari 2022 di kampung Mutus.
Rangkaian pendampingan kali ini melibatkam seluruh kelompok. Salah satunya yakni pelatihan kebun karang yang merupakan wujud pemulihan ekosistem laut di sekitar kampung.
Epoy mengatakan, bahwa egiatan ini bertujuan untuk memotivasi kelompok agar bisa lebih jauh berfikir ke depan merawat laut yang dikerjakan dan dipantau sendiri ke depannya. Harapannya stok ikan bisa lebih banyak dan kesadaran untuk menjaga kelestarian laut semakin baik.
"Ikan memang tidak bisa dilarang pergi ke wilayah perairan dimana saja, tetapi mereka akan hadir di kondisi ekosistem yang baik dengan terumbu karang yang masih baik juga," tegasnya.
Begitu juga pelatihan pembuatan garam yang menjadi pendukung utama produksi ikan asin. Selama ini, kata Epoy, masyarakat kampung Mutus membeli garam hingga ke Sorong dengan ongkos 5 ribu satu plastik 100 gram. Jika garam bisa diproduksi sendiri, maka modal untuk produksi jauh lebih minimalis dengan kualitas yang lebih terjaga, saat pembuatan garam bisa terpantau kebersihannya.
Begitu pula wilayah mencari merupakan simbol ‘piring makan bersama’ untuk bisa dimanfaatkan secara baik hingga anak cucu.
"Harapan besar, masyarakat adat bisa hadir dan membagikan pengetahuannya yang luar biasa soal laut sebagai sumber penghidupan mereka mas kini dan masa mendatang," tutur Evi.
Editor : Ali Masduki