get app
inews
Aa Read Next : Songsong Indonesia Emas, Dirjen PP Dorong Daerah Untuk Ciptakan Peraturan Yang Berkualitas

Penerus Negeri Edukasi Bahaya Stunting dan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Jatim

Rabu, 03 Januari 2024 | 21:46 WIB
header img
Dewan Pembina Penerus Negeri H. M. Ali Affandi La Nyalla Mahmud Mattalitti bersama warga. Foto/Istimewa

SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Setelah sukses melakukan edukasi bahaya stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak dan pelatihan kewirausahaan di kabupaten Sidoarjo, Penerus Negeri kembali menggelar kegiatan yang sama di sejumlah titik di kota Surabaya.

Kali ini, kegiatan yang bertajuk "Bantu Negeri"  dilaksanakan di empat tempat sekitar Surabaya. Pertama dilaksanakan pada hari Sabtu (30/12/2023) di Krembangan dan Sawahan. Kemudian dilanjutkan pada hari ini Rabu  (3/1/2024) di Tambaksari dan pada hari Kamis (4/1/2024) akan menyapa warga Semampir.

Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 1.000 peserta tersebut ditujukan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahayanya sunting bagi generasi penerus bangsa. Selain itu juga meningkatkan taraf hidup mereka melalui penguatan ekonomi keluarga. 

Wakil Bendahara Penerus Negeri Jatim, Ita Lydia Grace Violita yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut menjelaskan, bahwa tingkat stunting sebagai dampak kurang gizi pada balita di Indonesia masih melampaui batas yang ditetapkan WHO. 

Berdasarkan data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia di angka 21,6%. 

Jumlah ini menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14% dan standard WHO di bawah 20%.

"Kasus stunting banyak ditemukan di daerah dengan kemiskinan tinggi dan tingkat pendidikan yang rendah," Lydia Grace Violita yang akrab dipanggil Ning Violita saat memberikan edukasi di daerah Tambaksari Surabaya, Rabu (3/1/2024).

Ketua Penerus Negeri Jawa Timur Arditto Grahadi menambahkan,  stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

 "Inilah yang mendasari komitmen kami untuk konsen pada dua persoalan tersebut," tegasnya

Pihaknya pun ingin membantu secara menyeluruh, termasuk memberikan pemahaman tentang bahaya stunting saja tetapi dari sisi hulunya, yaitu ekonomi masyarakat tidak kita tata, maka hasilnya tidak akan maksimal. 

"Pemahaman tentang stunting kita tingkatkan, kesejahteraan ekonominya juga kita tingkatkan melalui pelatihan wirausaha," tambahnya.

Editor : Ali Masduki

Follow Berita iNews Surabaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut