SURABAYA, iNews.id - Pertumbuhan kota-kota di Rusia terjadi lebih lambat dari kronologi tradisional urbanisasi di Eropa Barat. Meskipun pada akhir abad ke-19 migrasi dari desa ke kota berjalan lancar.
Pada abad ke-18 sampai awal abad ke-19, kota-kota di Rusia didefinisikan yuridis terutama menurut fungsi militer, politik dan budayanya.
Perbudakan membuat sebagian besar petani Rusia bisa menghambat urbanisasi meskipun tidak sepenuhnya mencegah migrasi keluar dari desanya. Pangsa pasar tenaga kerja untuk prostitusi di Rusia berawal pada pertengahan abad ke-19.
Ketika meningkatnya ketergantungan para profesional pada ukuran statistik dan meningkatnya kepentingan negara dalam mengandalkan prostitusi melalui pengetahuan. Tentang hal tersebut memicu banyak penelitian yang dilakukan.
Pasar untuk seks komersial lebih besar di ibukota kekaisaran dan berpotensi karena banyak pria yang masih single untuk berpindah ke pusat kekuasaan yang bertujuan untuk mencari pekerjaan.
Namun ketika kita melihat perincian gender di kota-kota di Rusia maka kita menemukan bahwa sebenarnya Kota Moscow yang memiliki ratio populasi jumlah pria dan wanita yang lebih tinggi dibandingkan kota-kota lainnya.
Kota Moscow pada peridoe sekarang ini lebih tinggi ratio populasinya apabila dibandingkan dengan peraturan perkotaan prostitusi di kekaisaran Rusia yang diamanatkan oleh kementerian dalam negeri.
Akan tetapi struktur peraturan itu sendiri diserahkan kepada otoritas lokal untuk menentukannya.
Yang mengelola prostitusi di pusat-pusat kota di seluruh kekaisaran sangat bervariasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi ketersediaan pada rumah-rumah bordil pada kota-kota tertentu.
Dimana terlihat jarang ada pelacur yang terdaftar di rumah bordil. Mereka memilih bekerja sendiri dengan berdiri di pinggir-pinggir jalan dan menunggu pelanggannya.
Para pekerja seks komersial Rusia lebih memilih mencari kliennya melalui online atau internet. Maka disini terlihat bahwa mereka sangat bersantai di pinggir-pinggir jalan dan mereka sering menggunakan handphone untuk melakukan dengan kliennya. Lalu mereka menuju sebuah hotel atau rumah yang telah mereka tentukan atau sepakati.
Lagi-lagi ketika berbicara kehidupan malam, kita akan selalu diarahkan kepada pembicaraan kepada pekerja seks komersial. Pelacur menjadi bahan pembicaraan tentang lelucon dan mitos tentang penghasilan mereka yang tinggi dan tentu saja tidak ada rumah bordil.
Seorang pria yang mencari layanan pekerja seks komersial dapat menemukan mereka di beberapa café, stasiun kereta api bahkan di pinggir jalan.
Mengambil seikat kunci dari sakunya dan memainkannya dengan gerakan tangan yang menggoda menjadi sinyal atau pertanda bagi seorang pelacur bahwa dia memiki kamar yang bisa dibawa pulang.
Hal tersebut menjadi hal yang cukup langka pada saat itu, mengingat kondisi kehidupan Rusia yang sangat sempit. Memang setiap kota memiliki tempat yang dikenal dimana pelacur bisa menjemput penumpang seperti di Leningrad.
Menurut penelitian ada sekitar 1-3 juta pekerja seks komersial Rusia disaat ini dibandingak dengan 2 dekade lalu. Industri ini juga telah memiliki tampilan baru, dimana sejumlah pelacur telah pindah ke dalam ruangan untuk menemukan klien secara online. Bukan di sudut jalan yang para umumnya ditempati oleh wanita yang berumur lebih tua.
Di kota Petersburg usia umumnya rata-rata adalah 32 tahun dan 90 persennya adalah ibu. Namun prostitusi tetap illegal dikarenakan angka pekerja seks komersial ini mengalami kekerasan, penyakit dan korupsi mengalami angka kenaikan.
Sebagian besar pekerja seks komersial Rusia saat ini dihadapkan pada masalah apakah mereka bekerja untuk mucikari dari apartemen bersama yang dikenal sebagai salon atau mereka menjalankan bisnis untuk diri mereka sendiri.
Beroperasi dari rumah yang mereka sewa sendiri, pelacur yang beroperasi diluar salon harus membayar setengah dari penghasilan mereka kepada tuan termasuk untuk biaya keamanan.
Wanita yang terjun ke bisnis untuk mereka sendiri memiliki penghasilan sebanyak 250 ribu Rubel per bulannya, lebih dari 2 kali lipat gaji rata-rata di Rusia.
Pekerja seks komersial juga harus memutuskan apa yang ingin mereka tawarkan, apakah mereka akan mempertaruhkan Tindakan seks yang lebih berbahaya yaitu seks tanpa kondom demi uang tambahan.
Lokasi yang lebih baik juga berpengaruh terhadap biaya atau tarif yang lebih mahal dikarenakan sewa tempat yang dipakai lebih mahal. Adakalanya mereka menurunkan tarif untuk menarik para pelanggan sehingga tidak terlalu banyak menuntut.
Pekerja seks individu juga menghadapi permasalahan keamanan yang serius. Beberapa wanita menyewa keamanan swasta dan memasang system alarm senyap di kamar mereka jika ada klien yang melakukan kekerasan.
Pekerja seks sering tidak peka apabila diri mereka seringkali dijadikan obyek pelecehan di tempat kerja. Banyak pekerja seks komersial tidak mau mengajukan laporan ke polisi.
Prostitus merupakan pelanggaran ringan di Rusia dan dapat dihukum dengan denda maksimum 2000 Rubel atau 30 dollar. Adakalanya pekerja seks komersial meninggalkan rumah mereka karena itu beresiko interkasi publik dengan klien dan menggangu bisnis. Bebeapa wanita di Rusia mengatakan menumbuhkan komunitas di dalam industri ini.
Bagaimanapun juga pekerja seks komersial adalah menjadi bagian bisnis yang tak kenal ampun di Negara Rusia dimana para wanita pekerja seks komersial bertahan hingga usia 40-an.
Memaksa pelacur yang usia 40-an kedalam kemiskinan karena mereka menjadi pelacur karena sangat membutuhkan uang, seringkali adalah untuk membesarkan anak-anak mereka. Akan tetapi ironisnya banyak anak-anak mereka yang menjadi malu dan tidak mengakui ibu mereka.
Jadi apa yang kita lakukan selalu akan dihakimi oleh orang lain, termasuk oleh anak kita sendiri !!!
Editor : Ali Masduki