SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Sungguh mengejutkan, ternyata jumlah pemain judi online Indonesia menempati posisi teratas dunia.
Berdasarkan survei Drone Emprit, sistem monitor analisis media sosial, judi online Indonesia mencapai transaksi sebanyak 81 triliun dengan jumlah 201.122 pemain judi. Akan tetapi, angka tersebut diyakini dapat melebihi jumlah survei yang ada.
Sosiologi Fisip Unair Ratna Azis Prasetyo menuturkan, ada beberapa faktor yang menjadi pendorong masyarakat untuk bermain judi online.
Menurut dia, faktor-faktor pendorong maraknya judi online antara lain adalah adanya tekanan kemiskinan dan gaya hidup, sosial, dan kondisi kultural.
Faktor tekanan kemiskinan dan gaya hidup dapat menjadikan seseorang mendapatkan tujuan tertentu secara instan. Salah satunya memiliki harapan untuk mendapatkan penghasilan secara lebih dengan cepat. Selain kemiskinan, faktor sosial juga menjadi faktor pendukung maraknya judi online.
"Seseorang yang berada dalam lingkungan atau pergaulan yang dekat dengan kejahatan, maka potensi untuk memgembangkan perilaku kejahatan juga dapat terjadi," tuturnya.
Faktor yang ketiga adalah faktor kultural yang menganggap judi online adalah lumrah. Faktor ini dapat menyebabkan seseorang tertarik untuk menggunakannya.
Ratna bilang, permainan ini ibaratnya seperti narkoba. Jika seseorang sudah kecanduan judi online, mereka tidak bisa berhenti. Hal ini membawa kerugian secara ekonomi apabila tidak sesuai ekspektasi mereka.
"Secara mental, seseorang juga bisa terdorong untuk melakukan hal-hal yang negatif, seperti mencuri, membantah, dan lainnya," ujarnya.
Editor : Ali Masduki