SURABAYA, iNewsSurabaya.id - Anggota DPR RI terpilih periode 2024-2029 Bambang Haryo Soekartono kembali memberikan perhatian terhadap peristiwa seorang warga meninggal akibat tertabrak kereta Argo Wilis tujuan Bandung-Surabaya, di perlintasan desa Seketi Kecamatan Balongbendo Sidoarjo.
Pemilik sapaan akrab BHS ini memang sangat pro aktif terhadap keselamatan warga yang melintas di perlintasan KA sebidang. Ia beberapa kali telah turun langsung memastikan peralatan pendukung keselamatan telah dipenuhi.
Salah satu yang menjadi sorotan BHS yakni, alarm Early Warning System (EWS) serta palang pintu di Perlintasan Sebidang KA double trek di Desa Seketi. Dimana EWS sudah terpasang sekitar 3 bulan yang lalu yang sudah terpasang dan ternyata belum difungsikan karena terkendala daya listrik.
“Alarm warning sytem yang sudah dipasang sebelum lebaran, tapi ternyata belum bisa dioperasikan sampai sekarang. Ini karena listrik masih dibawah kemampuan alarm warnings sytem. Saya sudah telephone pak Kadis (Kadishub Sidoarjo,Red) agar mempercepat pemfungsian alarm EWS di lintasan sebidang tersebut," ujar BHS
Bahkan BHS juga sudah mengusulkan alat pendeteksi kereta yang berhubungan dengan alarm. Dia pun meminta untuk diletakkan di atas jarak minimal 2 kilometer dari perlintasan sebidang. Dengan begitu, jika ada saat kereta akan melewati lintas sebidang alarm sudah berbunyi.
"Sehingga kereta masih jauh akan melewati pintu sebidang, alarm sudah bunyi dan mengingatkan kepada petugas maupun pengguna jalan agar memperhatikan pintu perlintasan yang baru yang saat ini juga belum bisa difungsikan," tuturnya.
Dikatakan BHS, di perlintasan itu, merupakan jalur double trak atau rel ganda biasanya terjadi persimpangan kereta dari dua jurusan. Kalau ada hal seperti itu memang harus ada informasi tambahan dari petugas kepada masyarakat pengguna jalan raya agar lebih hati-hati.
"Dan saya menyumbangkan 1 set alat pengeras suara (toa) untuk informasi ke pengendara jalan raya sehingga mereka bisa berhati2 dan tidak menjadi korban lagi tertabrak kereta karena tidak tahu ada kereta yg bersimpangan di lintas sebidang,” tambah BHS
Di Jawa Timur, masih banyak perlintasan sebidang yang tidak meggunakan palang pintu dan alarm EWS. Ada sekitar 669 yang tidak berpalang pintu atau 60% dari total lintas sebidang yang jumlahnya sekitar 1082 titik perlintasan sebidang di Jawa Timur.
Editor : Ali Masduki