Begitu jasadnya dibuang, dia dapat hidup kembali tanpa sepengetahuan dari tentara Belanda. Namun pada saat itu wilayah Yogyakarta banyak dijaga oleh para tentara Belanda maka Djojodigdo memilih berperang secara gerilya dan menuju ke arah timur beserta para pengikutnya. Hingga akhirnya sampailah Djojodigdo beserta pengikutnya di wilayah Blitar bagian selatan.
Di kota ini tanpa sepengetahuan penguasa Kota Blitar, Djodigdo beserta pasukannya melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda sehingga Belanda merasa takut terhadap kesaktian Dojodigdo.
Akhirnya Belanda melepaskan pengawasan terhadap Kadipaten Blitar. Dengan adanya hal tersebut membuat Adipati Blitar merasa heran, siapa yang membuat Belanda melepaskan pengawasan terhadap daerahnya tersebut.
Kemudian Adipati Blitar mengirim utusan telik sandi untuk mencari tahu dan pada akhirnya utusan telik sandi tersebut menemukan Djojodigdo di sebuah hutan yang masuk di wilayah Blitar Selatan.
Atas perintah Adipati Blitar, utusan telik sandi mengundang Djojodigdo untuk datang ke pendopo namun permintaan utusan Adipati Blitar ini ditolak dengan halus.
Alasannya adalah pada waktu itu Djojodigdo masih sibuk melatih pasukannya untuk melawan tentara Belanda. Karena penolakan halus dari Djojodigdo ini maka utusan telik sandi langsung pulang dan melapor ke Adipati Blitar.
Editor : Ali Masduki