Selain Arum Sabil, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono juga menerima pin emas dalam hal serupa. Ia menegaskan bahwa pramuka selalu bersinergi dengan Pemprov dan BNPB untuk kemanusiaan.
“Gerakan Pramuka Jatim bersama dengan BNPB dan Pemerintah Provinsi Jatim harus saling bersinergi dan bersatu. Inilah kontribusi nyata untuk kemanusiaan dan kebencanaan,” ujar Adhy.
Menurut Adhy, bencana tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, Pramuka sebagai agen perubahan diharapkan akan mampu mendukung kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
“Rasa kemanusiaan dan empati bagi korban atau penyintas adalah skill yang harus dimiliki oleh anggota Pramuka yang selayaknya akan dicontoh masyarakat,” tambahnya.
Secara khusus, BNPB juga memberikan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Jatim dan Kwarda Jatim yang diserahkan oleh Kepala BNPB. Bantuan ini berupa tenda pengungsi 2 unit, tenda keluarga 10 unit, light tower 1 unit, velbed 30 unit, makanan siap saji 200 paket, matras 160 lembar dan selimut sebanyak 200 lembar.
Pada kesempatan kali ini juga dilakukan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara BNPB dengan Kwarda Gerakan Pramuka. Hal ini sebagai tindak lanjut penandatanganan MoU antara BNPB dengan Kwarnas Gerakan Pramuka.
Sementara itu, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso menyampaikan bahwa MoU kali ini merupakan perpanjangan dari MoU yang sudah dilaksanakan 5 tahun yang lalu.
“Kita kali ini memperpanjang MOU kerjasama antara BNPB dengan Kwarnas sudah berlangsung cukup lama. Pramuka pada dasarnya ikut serta dalam penanggulangan bencana,” kata Budi.
Budi juga menjelaskan bagaimana peran Pramuka yang terlibat dalam kebencanaan, pengamanan, bahkan penjagaan lalu lintas. Itu adalah aksi nyata dari Pramuka.
“Tentunya ke depan, yang memimpin negara ini adalah generasi muda. Anggota Pramuka khususnya harus berkualitas, terampil dalam kesigapan menangani bencana,” pungkasnya.
Editor : Arif Ardliyanto