Firjaun juga menambahkan bahwa bantuan tersebut merupakan salah satu bentuk upaya yang memang dibutuhkan oleh pemerintah daerah dalam rangka akselerasi penanganan stunting.
“Selama ini memang sudah ada penurunan. Tetapi, penurunan tersebut masih kurang signifikan. Hanya turun saja, belum ada akselerasi. Karena itu perlu dipush, diupayakan effort-effort yang lebih, karena kita ada keterbatasan anggaran dan sebagainya, terutama di kelurahan,” imbuhnya.
Sebab, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, Pemkab Jember telah membuktikan masuk dalam jajaran 20 kabupaten dan kota yang berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 34,9 persen menjadi 29,7 persen. Penurunan ini membuat Jember berada di peringkat keempat prevalensi stunting tertinggi, setelah pada 2022 sempat menduduki peringkat pertama di provinsi Jawa Timur.
Adapun bantuan percepatan penanganan stunting akan didistribusikan secara langsung melalui kader posyandu berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT tersebut dipastikan memiliki menu bergizi seimbang sesuai rekomendasi ahli gizi Puskesmas Ajung kepada total 136 balita dan 41 ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis).
Selain itu pelaksanaannya akan terus dipantau Selama 30 hari sehingga dipastikan PMT yang diberikan akan tepat sasaran.
Editor : Arif Ardliyanto