Invasi Rusia ke Ukraina pada hari ke-12 pada Senin (7/3/2022) kemarin telah menyebabkan lebih dari 1,5 juta orang melarikan diri dari negara itu. PBB menyebutnya sebagai “krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II”.
Ratusan warga sipil telah tewas dan ribuan terluka, dengan ratusan ribu sebagian besar perempuan dan anak-anak membanjiri negara-negara tetangga seperti Polandia, Rumania atau Moldova untuk berlindung.
Dikutip dari laman Sindonews.com, kemarahan tentara Ukraina itu senada dengan apa yang dilontarkan Presiden Presiden Volodymyr Zelensky.
Menurutnya, penolakan AS dan NATO untuk melawan Rusia sama artinya dengan mengizinkan rakyat Ukraina dibunuh pelan-pelan oleh Moskow.
"Kami mengulangi setiap hari, 'Tutup langit di atas Ukraina!'" kata Zelensky dalam pesan video via Telegram pada hari Minggu.
“Jika Anda tidak melakukan itu, jika Anda setidaknya tidak memberi kami pesawat agar kami dapat melindungi diri kami sendiri, hanya ada satu kesimpulan–Anda juga ingin kami dibunuh secara pelan-pelan," ujarnya.
"Kami adalah manusia dan merupakan tugas kemanusiaan Anda untuk melindungi kami," tegasnya.
Editor : Ali Masduki