get app
inews
Aa Text
Read Next : Anas Urbaningrum Sebut Belum Ada Parpol Kuat di Indonesia

Waspada Penipuan Berkedok Asmara di Media Sosial

Selasa, 08 Maret 2022 | 18:22 WIB
header img
Ilustrasi penipuan online (Foto: Wallpaper cave)

Menurutnya, korban catfishing paling banyak terjadi pada perempuan. Hal itu dikarenakan adanya stereotip bahwa perempuan adalah kaum lemah dan mudah dibohongi. 

Sehingga pelaku catfishing baik laki-laki atau perempuan lebih banyak menyasar korban perempuan. 

Sementara itu, untuk mengetahui seseorang melakukan catfishing di sosmed, Prof Ida memaparkan beberapa gaya komunikasi dan gestur yang dilancarkan pelaku catfishing. Yaitu, pelaku tidak pede dan tidak konsisten menjelaskan sifat dirinya. 

“Jika komunikasi semakin sering, maka pelaku akan cenderung melakukan ghosting atau terus-menerus berbohong untuk menyembunyikan identitas aslinya,” jelasnya.

Memancing seseorang untuk membuka identitasnya, sambungnya,  melalui beberapa topik pembicaraan (hobi atau musik) adalah cara tepat terhindar dari perilaku catfishing. 

“Pastikan untuk mencari identitas lawan bicara kita di google atau open sea,” tegasnya.
 

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut