BALI, iNewsSurabaya.id – Bali merupakan salah satu daerah yang menawarkan kenaikan harga (capital gain) properti dan tingkat okupansi yang tinggi. Makin masifnya sektor pariwisata di Pulau Dewata ini, turut mendorong pembangunan properti, sehingga kian menarik minat investor lokal maupun internasional.
Pada akhir tahun 2024, untuk kali pertama Bali dinobatkan sebagai World’s Most Romantic Destination 2024 pada ajang World Travel Awards 2024 dengan mengalahkan delapan pesaing.
Sebelumnya, gelar ini selalu dipegang oleh tempat-tempat terkenal lain di dunia, seperti Seychelles, Mauritius, dan Maladewa.
Dihelat perdana pada 1993 silam, World Travel Awards merupakan ajang penghargaan bergengsi di industri travel dan pariwisata, bahkan disebut sebagai "Oscar-nya industri travel”. Para pemenang ditentukan oleh para profesional di industri travel dan masyarakat.
Sementara itu, pada Oktober 2024 lalu, Bali juga didapuk sebagai pulau terindah di Asia oleh pembaca majalah Amerika Serikat Condé Nast Traveler dalam Readers' Choice Awards.
Menurut survei yang dirilis oleh Rumah123, pasar properti di Denpasar, Bali, mengalami kenaikan harga yang signifikan, yakni rata-rata mencapai 13,2 persen per tahun. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan 13 kota besar lainnya di Indonesia.
Data terbaru menunjukkan bahwa permintaan rumah di Denpasar melonjak hingga 25,8 persen pada Oktober 2024, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Menurut Head of Research Rumah123, Marisa Jaya, pertumbuhan harga yang melebihi inflasi menjadikan investasi properti, sebagai pilihan yang sangat stabil.
“Hal ini menawarkan potensi keuntungan jangka panjang, sehingga rumah sebagai investasi menjadi pilihan yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi,” terangnya.
Pesatnya perkembangan industri properti di Pulau Dewata, membuat NPG Indonesia, perusahaan pengembang properti yang berbasis di Bali, memberikan pandangan terhadap kondisi tersebut.
Evgeny Obolentsev, General Manager NPG Indonesia memperkirakan, di tahun 2025 harga properti di Bali akan naik berkisar 5% hingga 10% dibanding tahun 2024.
“Perkiraan kami didasari oleh beberapa alasan, di antaranya adalah popularitas Bali sebagai pusat wisata dan pusat pertumbuhan bagi para digital nomad terus mendorong permintaan, di samping pertumbuhan pariwisata Bali yang berkelanjutan sebagai tujuan utama bagi wisatawan internasional,” tuturnya.
Menurut Evgeny, peningkatan Investasi asing di pasar real estat Bali umumnya tertarik oleh potensi keuntungan yang tinggi. Hal ini membuat landbank makin terbatas—terutama di daerah-daerah populer di Bali. Sementara harga properti diperkirakan akan terkerek naik lantaran permintaan terus melampaui pasokan.
Secara umum, terangnya, pasar properti yang dinamis seperti Bali mengalami kenaikan harga sekitar 5% hingga 10% per tahun dalam jangka panjang. Kendati demikian, fluktuasi dapat terjadi, tergantung pada beberapa faktor, seperti lokasi, tren pariwisata, dan jenis properti.
“Bali sendiri merupakan daerah di Indonesia yang memiliki pertumbuhan nilai properti paling signifikan dibandingkan daerah-daerah lain. Namun perlu diingat, bahwa Bali juga memiliki karakterisitik sendiri, sehingga perlu pendekatan yang berbeda dalam menentukan tipe properti yang tepat,” jelas Evgeny Obolentsev.
Editor : Ali Masduki