Banyak kisah menarik yang menyelimuti perjalanan hidup Presiden RI kedua, Soeharto. Meski sibuk dengan penumpasan pemberontakan-pemberontakan yang terjadi terhadap Republik Indonesia, Soeharto tercatat memiliki ikatan yang sulit untuk dibalas oleh BJ Habibie.
Iya, sebagaimana kabar yang beredar, jasa Soeharto sulit untuk dilupakan bahkan dibalas oleh BJ Habibie. Saking tak bisa membalasnya, Habibie datang memenuhi panggilan Soeharto untuk membangun Indonesia. Habibie digaransi untuk bisa membuat pesawat kebanggan Indonesia.
Saat itu, suasana penumpasan pemberontakan masih terjadi di Sulawesi Selatan pada tahun 1950, Soeharto berkenalan dengan keluarga Habibie yang tinggal di seberang jalan, di depan Brigade Mataram.
"Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan," demikian penuturan Soeharto, dikutip dari buku “Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya” yang ditulis G. Dwipayana dan Ramadhan KH, diterbitkan PT Citra Kharisma Bunda Jakarta, tahun 1982, seperti dikutip dari hmsoeharto.id.
Dia melanjutkan, Ibunda Habibie berasal dari Yogyakarta dan masih fasih berbahasa Jawa. Obrolannya dalam bahasa Jawa merupakan hiburan tersendiri bagi anggota staf tentara yang jauh dari keluarga.
Pada suatu hari, di tengah malam, sewaktu anggota Staf Brigade masih tidur nyenyak, datanglah dua orang anak Habibie di asrama dengan tangis yang mengharukan. Mereka memberi tahu, bahwa ayahnya sakit keras.
"Dokter Irsan segera memberi pertolongan dan saya menemaninya di sampingnya. Kita berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan," jelas Soeharto.
Jasa Presiden RI kedua Soeharto sulit untuk dilupakan bahkan dibalas oleh BJ Habibie
Bapak Habibie kena serangan jantung pada saat menjalankan sembahyang Isya dan tidak tertolong lagi. Beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir di depan Soeharto, Dokter Irsan, dan keluarganya.
"Saya berkesempatan menutupkan matanya sambil memohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa," ucapnya.
Waktu itu suasana duka meliputi keluarga Habibie. Ibu Habibie sedang mengandung dan seorang anak, BJ Habibie, yang kelak mengambil peranan penting, baru belasan tahun saja umurnya.
Keluarga Brigade Mataram turut berduka cita dan membantu penguburan Bapak Habibie. Hubungan anggota Brigade Mataram bertambah erat lagi dengan keluarga Habibie disebabkan oleh adanya seorang perwira Brigade Mataram yang menjalin cinta dengan seorang putri Habibie.
"Kapten Subono kawin dengan kakak BJ Habibie dan dengan ini, saya, sebagai Komandan Brigade, besanan dengan lbu Habibie," jelas dia.
Editor : Arif Ardliyanto