Junaidi menambahkan, bahwa warga yang datang untuk periksa kondisi kesehatannya akan diberi bonus minyak goreng.
Pemberian minyak goreng ini bermanfaat kepada warga lokal di tengah kelangkaan minyak goreng saat ini.
Misnati (40 tahun), warga lokal yang menjadi pengungsi bersama suami datang ke lokasi acara dengan antusias. Menurutnya, di awal-awal erupsi, ia sering mengeluh batuk karena menghirup abu vulkanik.
"Tangan, badan, dan kaki saya juga terasa linu sudah lama. Saya sangat bersyukur dengan adanya pemeriksaan kesehatan seperti ini. Kalau bisa diadakan setiap bulan sekali," ujarnya.
Selain itu juga, Dul Asis (60 tahun) seorang warga lokal yang beprofesi sebagai petani juga bersedia ikut mengantri. Di usianya yang sudah tua dan masih bekerja sebagai petani sering mengeluhkan pegal-pegal di seluruh tubuh.
"Pemeriksaan ini sangat bermanfaat buat saya karena saya jarang periksa. Semoga kampus UM Surabaya selalu bermanfaat untuk masyarakat," ucapnya sambil menerima bonus minyak goreng.
Editor : Ali Masduki