Wacana Vasektomi Jadi Syarat Bansos di Jabar: Begini Respon Netizen, Pro-Kontra!
SURABAYA, iNEWSSURABAYA.ID – Pernyataan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mewacanakan vasektomi sebagai syarat wajib untuk menerima bantuan sosial (bansos) dan beasiswa, memicu perdebatan panas di media sosial. Wacana ini pertama kali mencuat melalui unggahan akun X (Twitter) @ARSIPAJA pada 29 April 2025.
Unggahan tersebut mengutip berita berjudul "Dedi Mulyadi Wajibkan KB Vasektomi untuk Penerima Bansos: Berhenti Bikin Anak Kalau Tak Sanggup!", yang kemudian viral dengan lebih dari 4,2 juta tayangan, 68 ribu suka, dan 12 ribu kutipan. Respons netizen pun terbagi antara yang mendukung dan yang mengecam gagasan tersebut.
Sebagian warganet menyambut baik wacana ini sebagai langkah realistis untuk mengatasi persoalan kemiskinan struktural dan ledakan populasi.
Pengguna X @Florahara25 menanggapi, "Padahal di situ tertulis berhenti punya anak bukan gak boleh punya anak. Jujur ini program bagus, berhenti kalau nggak sanggup. Jangan bikin anakmu melarat."
Netizen lain, @annisarasy, menyatakan dukungannya dengan lantang, "Aku muak banget liat keluarga yang ekonomi terbatas tapi anaknya 4-5, akhirnya nyusahin orang sekitar. Harusnya gak cuma vasektomi, tapi semua KB jangka panjang."
Namun, tidak sedikit yang menilai kebijakan ini terlalu ekstrem dan melanggar hak asasi manusia. Akun X @sunghars berkomentar sinis, "Tau Hak Asasi Manusia gak sih? Lu kira yang punya hak hidup cuma orang kaya doang?"
Sementara itu, @ohnanaohrara menyoroti sensitivitas gender dalam wacana ini, "Kalau KB dibahas mulu apalagi vasektomi, yakin deh banyak laki-laki yang kesentil egonya."
Apa Itu Vasektomi?
Vasektomi adalah metode kontrasepsi permanen untuk pria yang dilakukan dengan memotong atau menyumbat saluran vas deferens, agar sperma tidak bisa keluar saat ejakulasi. Prosedur ini berlangsung singkat, hanya sekitar 15–30 menit, dan dilakukan dengan anestesi lokal.
Menurut berbagai sumber medis, vasektomi: Efektivitas: Tingkat keberhasilan >99%, Risiko: Minim, meski ada efek samping seperti pembengkakan atau nyeri, Biaya: Lebih murah dibanding metode tubektomi (pada wanita), dan Sifat permanen: Sulit dibalik, meskipun ada prosedur vasovasostomi
Beberapa mitos soal vasektomi juga ditepis oleh organisasi medis seperti American Cancer Society, yang menyatakan tidak ada bukti kuat bahwa vasektomi meningkatkan risiko kanker prostat.
Dalam rapat koordinasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada 28 April 2025 di Bandung, Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa bantuan sosial seringkali menjadi solusi jangka pendek yang tidak menyentuh akar masalah, salah satunya jumlah anak yang tidak terkendali dalam keluarga miskin.
“Kita bantu, tapi kenapa nggak selesai-selesai? Karena mereka terus nambah anak. Kalau mau dibantu, harus ada tanggung jawab juga dari penerima,” ujar Dedi.
Wacana vasektomi sebagai syarat bansos dan beasiswa di Jawa Barat menyoroti kompleksitas antara kebijakan pengendalian penduduk dan hak reproduksi individu. Di satu sisi, ada dorongan untuk menekan angka kemiskinan. Di sisi lain, muncul kekhawatiran akan pelanggaran hak asasi manusia dan stigma terhadap kelompok ekonomi lemah.
Hingga kini, belum ada keputusan resmi mengenai implementasi wacana ini. Namun yang pasti, diskusi publik masih terus bergulir di berbagai platform digital.((Mg/ Faizah Nur Azizah)
Editor : Arif Ardliyanto