Industri Tembakau dan Denyut Nadi Ekonomi Rakyat
Dari sisi kontribusi terhadap perekonomian Jatim, IHT berkontribusi besar dalam memperkuat perekonomian daerah. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat ekonomi Jatim pada triwulan I 2025 tumbuh 5,00 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang tumbuh sebesar 14,17 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 2,18 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh sebesar 10,40 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 6,53 persen.
Secara struktur, ekonomi Jatim pada triwulan I 2024 ditopang dari lapangan usaha Industri Pengolahan dengan kontribusi 31,42 persen. Industri pengolahan ini termasuk industri hasil tembakau. Lebih dari 75 persen penduduk Jatim bekerja di sektor ini. Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dengan kontribusi sebesar 60,94 persen.
Kepala Disperindag Jatim, Iwan mengatakan, penyerapan tenaga kerja yang besar di IHT memberikan efek domino terhadap daya beli masyarakat. Jatim sendiri tercatat sebagai provinsi dengan jumlah IHT terbanyak di Indonesia.
"Jika tenaga kerja yang bergerak di IHT kami kira sangat sejahtera dan otomatis kesejahteraan itu akan berpengaruh terhadap peningkatan daya beli mereka," katanya.
Editor : Arif Ardliyanto