Area Head Surabaya PGN, Arief Nurrachman menambahkan, untuk wilayah Surabaya saja hingga kini jargas eksisting masing mencapai 48.000 SR.
Menurutnya untuk mencapai target pembangunan jargas di Surabaya, pihaknya lebih memilih pengembangan di area baru.
“Sebanyak 60 persen dari target kami, akan dilakukan di area-area pengembangan baru. Sedangkan, sisanya merupakan penetrasi dari wilayah yang sudah terjangkau dengan jaringan pipa,” kata dia.
Arief mengakui, bahwa untuk mendapatkan pelanggan ritel baru memang tidak mudah mengingat masyarakat masih terbiasa menggunakan LPG subsidi yang menawarkan harga lebih murah.
“Kalau dibandingkan dengan LPG melon, memang jargas kita lebih mahal karena LPG subsidi, tetapi kalau dibandingkan LPG komersial, jargas lebih murah,” katanya.
Selama ini, lanjutnya, LPG subsidi sendiri telah menelan anggaran negara mengingat 70 persen bahan baku LPG harus impor.
"Jika Indonesia berhasil mengkonversi LPG ke jargas, maka negara bisa mengurangi sebanyak 144 juta kg LPG impor per tahun," pungkasnya.
Editor : Ali Masduki