Pada pelatihan ecoprint ini diawali dengan adanya edukasi mengenai Batik Ecoprint yang di sampaikan oleh Dra. Yulyar Kartika Wijayanti. Tidak hanya pengertian dan gambaran umum yang disampaikan. Tetapi juga proses, jenis kain dan menunjukkan contoh hasil karya batik ecoprint yang terbaik hingga yang hasilnya kurang maksimal.
Setelah penyampaian edukasi mengenai batik ecoprint, peserta langsung diarahkan ke pelatihan pembuatan Batik Ecoprint. Pelatihan ini dibagi berdasarkan sasaran yang ditargetkan. "Untuk pelatihan pertama, diarahkan ke pembuatan Batik Ecoprint dengan Metode Pounding menggunakan Totebag pada para remaja Desa Bening. Langkah pertama dalam metode ini yaitu dengan memberikan alas plastik pada totebag, kemudian menyusun motif dan corak batik dengan dedaunan dan dilapisi dengan plastik agar tidak menembuh pada totebag," ungkapnya.
Selanjutnya Metode Pounding atau memukulkan palu keatas dedaunan dilakukan agar zat warna pada daun tersebut menempel pada kain. Dan langkah akhir pada proses ini yaitu dengan merendam air yang bercampur dengan tawas selama beberapa saat agar warna daun tidak pudar.
Kemudian dilanjut dengan Metode Steam dengan menggunakan Kain Syal yang di targetkan pada ibu PKK dari Desa Pohjejer dengan Desa Padi. Dalam pembuatan Batik Ecoprint setiap peserta dibebaskan membuat motif serta corak batik sesuai kreativitas para peserta.
Langkah pertama dari metode ini yaitu dengan merendam kain syal pada air yang dicampur dengan bahan mordan atau yang disebut dengan proses mordanting selama 30 menit, setelah selesai kemudian kain syal tersebut diperas dan diletakkan diatas plastik. Kemudian menyusun motif dan corak batik dengan dedaunan yang telah disediakan. Pada peletakan kain ini ada 2 (dua) cara yaitu dengan cara mirror dan tumpuk 2 kain.
Editor : Arif Ardliyanto
Artikel Terkait