11 Pesan Penting Panglima Santri NU di Hari Kemerdekaan Indonesia, Sebut Resolusi Jihad

Arif Ardliyanto
Sosok Panglima Santri, Habib Umarsyah. Foto iNewsSurabaya/ist

4. Pada zaman pendudukan Jepang, wadah federatif organisasi Islam MIAI dibekukan atau dibubarkan pada November 1943. Namun, akhirnya berdirilah Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masjumi), dengan Rais Akbar Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ari.

5. Sebagai Rais Akbar Islam Indonesia, Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy'ari tidak berorientasi kekuasaan akan berdirinya negara Republik Indonesia. Jauh sebelum Indonesia merdeka, telah menggariskan nama Ir Soekarno sebagai presidennya. 
Dalam sehari-hari atas aktivitas organisasi, ditugaskanlah KH Wahid Hasyim di Jakarta.

6. Para santri digembleng lewat pelatihan di Pembela Tanah Air (PETA) dan secara resmi di bawah Masjumi ada pelatihan Barisan Hizbullah di Cibarusah pada masa pendudukan Jepang. Hasil gemblengan di PETA dan Hizbullah inilah, para santri mempersiapkan diri dengan kemampuan bersenjata dan kemiliteran sebagai modal di kemudian hari untuk berjuang secara fisik.

7. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 mendapat gangguan dari kekuatan NICA (Belanda) yang membonceng tentara Sekutu untuk menjajah kembali Indonesia. Lahirlah Fatwa Jihad Kiai Hasyim Asy'ari dan Resolusi Jihad NU pada 22 Oktober 1945, sebagai pengobar Api Revolusi dan Penegak Berdirinya NKRI.

8. Resolusi Jihad NU 1945 menjadi "panglima" dalam pertempuran Surabaya berpuncak pada 10 November 1945, didukung penuh kaum santri yang secara organik lewat Barisan Hizbullah, Barisan Sabilillah, dan alumni PETA yang masuk dalam kelaskaran bersama Arek-Arek Surabaya.

8. Resolusi Jihad NU 1945, didukung kekuatan Islam lainnya dan menunjuk Hadlratussyaikh sebagai Rais Akbar Islam Indonesia, menjadi tonggak penting sejarah Tegak Berdirinya NKRI. 

9. Memperkuat kembali Resolusi Jihad NU pada 1945, dalam suasana negara yang terus berkecamuk pada Muktamar NU di Purwokerto 1946, NU mengeluarkan Resolusi Jihad NU, sehingga menjadi pengobar masa-masa Revolusi Nasional Indonesia (1945-1949) hingga berakhir lewat keutuhan dan tegaknya negara, serta berjuangan diplomasi pada Desember 1949.

10. Dalam mengisi kemerdekaan, NU mengabil peran dalam menjaga keutuhan tegak berdirinya NKRI. Saat terjadi pemberontakan di sejumlah daerah, NU menjadi kekuatan untuk menyatukan umat Islam untuk melawan gerakan separatis. Meskipun pada masa Orde Baru peran NU dipinggirkan, namun komitmen NU untuk menjaga keseimbangan sebagai kekuatan Islam moderat tak pernah goyah.

11. Menyadari peran penting sebagai penanam saham terbesar bagi berdirinya NKRI dan keutuhan Bangsa Indonesia, NU akan terus mengawal dan menjadi benteng terdepan membela NKRI. NKRI Harga Mati! 

Editor : Arif Ardliyanto

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network