Kebangkitan Rusia Dibawah Vladimir Putin, Kolega Roman Abramovich Pemilik Chelsea FC

Oktavianto Prasongko
Stabilitas Rusia tidak hanya dipengaruhi oleh masalah ekonomi akan tetapi masalah politik juga menjadi keunggulan Vladimir Putin. (Foto: Youtube)

Kebangkrutan di tahun 1998 membawa devisa Rusia hanya tersisa 12 Miliar US Dollar dan hal itu merupakan jumlah yang sangat kecil.

Indonesia saja sebelum krisis 1998 devisa negaranya adalah sebesar 20 Miliar US Dollar. Saat yang sama hutang Rusia mencapai 92 persen dari produk domestic brutonya dan pertumbuhan ekonomi selalu minus sejak bubarnya Uni Soviet.

Sebelum menjadi presiden, Putin menulis makalah ilmiah mengenai pentingnya sumber daya alam bagi pembangunan bagi negara.

Dia tahu anjloknya harga minyak di tahun 1985 adalah salah satu factor yang menghancurkan Uni Soviet. Dia mulai memperbaiki ekonomi dengan mengambil alih badan usaha milik negara khususnya perusahaan minyak.

Putin mengetahui bahwa ekonomi Rusia sangat berhubungan dengan harga minyak. Apabila harga minyak naik maka ekonomi Rusia juag akan ikut meningkat.

Ia membayar pemasukan dari minyak untuk membayar hutang-hutang Rusia. Putinpun berahsil menurunkan ratio Rusia hutang dari 92 persen menjadi tinggal 55 persen dan tahun-tahun berikutnya terus turun.

Editor : Ali Masduki

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6 7

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network