Ulul Albab juga menyoroti aspek biaya. Biaya pelaksanaan UN yang diperkirakan mencapai Rp500 miliar, menurutnya, merupakan angka yang sangat besar dan berpotensi menghambat program pendidikan lain yang lebih mendesak, mengingat keterbatasan anggaran Kemendikbudristek.
Ketua ICMI Jatim ini menekankan pentingnya evaluasi sistem pendidikan yang komprehensif dan adil, tidak hanya berfokus pada nilai ujian.
"Evaluasi yang baik harus memetakan kompetensi dasar siswa, seperti literasi dan numerasi," jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan yang berorientasi pada pengembangan karakter, keterampilan hidup, dan kemampuan adaptasi di era yang dinamis.
"Pendidikan bukanlah soal ujian, melainkan persiapan generasi muda untuk menghadapi dunia yang dinamis," kata Ulul Albab.
Jika UN kembali diterapkan, menurutnya, harus ada tujuan yang jelas dan terukur, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh, bukan hanya mengejar nilai.
Ulul Albab berharap agar kebijakan pendidikan di Indonesia berorientasi pada pembentukan generasi yang cerdas, kreatif, dan berkarakter, siap menghadapi tantangan masa depan.
Editor : Ali Masduki
Artikel Terkait