get app
inews
Aa Read Next : Indonesia Berduka, Jejak Sang Penerobos Rizal Ramli Telah Berpulang, Ini Catatan Perjalanan Karirnya

BUMN Tak Efisien, Pengamat: Rizal Ramli Harus Selamatkan Keterpurukan Ekonomi

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 08:15 WIB
header img
Rizal Ramli melalui akun Twitternya menyoroti sejumlah isu seputar pergolakan resesi dalam tubuh BUMN. Foto/Tangkapan Layar.

SURABAYA, iNews.id - Peneliti senior Institut For Strategic And Development Studies (ISDS), M Aminudin menilai sosok Rizal Ramli (RR) mampu mengatasi segala macam masalah yang berujung resesi pada bangsa ini.

Ekonom senior yang sukses mendampingi Presiden Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid ) itu, belakangan memang tengah ramai dibicarakan ketika bangsa didera keterpurukan ekonomi.

"Kita sedang menuju ke jurang resesi terburuk. Pasca reformasi, inilah kondisi paling jeblok bagi Indonesia, bahkan dibanding negara-negara se-ASEAN. Semua pandangan mata, kini, tertuju pada sosok ekonom senior Rizal Ramli, karena ialah yang dinilai paling berani melawan oligarki,” kata Aminudin, Jumat (26/8/2022). 

Pengurus Pusat Alumnus Universitas Airlangga Surabaya tersebut menambahkan, jika krisis kali ini sungguh mengerikan. Bahkan jauh lebih berat dibanding ketika menghadapi krisis moneter tahun 1997/1998 lalu. 

Ketika krisis finansial global melanda dunia kala itu, Indonesia masih sanggup tumbuh 2,4 persen. Lalu secara keseluruhan, sepanjang tahun, ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6,1 persen. Namun hari ini ekonomi Indonesia terjun bebas. 

“Bayangkan, konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi 57,85 persen dari PDB, tumbuh minus 5,51 persen. Pembentukan Modal tetap Bruto (PMTB) atau indikator investasi yang menyumbang 30,61 persen dari PDB, juga minus 8,61 persen. Ekspor yang memegang porsi 15,69 persen PDB, tumbuh minus 11,66 persen. Impor dengan porsi 15,52 persen tumbuh minus 16,96 persen. Betul-betul nyungsep,” tegasnya.

Cukup? Belum. Konsumsi pemerintah, tegasnya, dengan porsi 8,67 persen dari PDB tumbuh minus 6,9 persen. Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dengan porsi 1,36 persen tumbuh minus 7,76 persen. 

“Ini indikator resesi yang berdampak luas pada meluasnya pengangguran dan kemiskinan. Pada gilirannya meningkatkan kerawanan sosial seperti kriminalitas,” tambah Aminudin.

Editor : Ali Masduki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut