Lebih lanjut, tidak hanya UMKM saja yang berdagang di kawasan wisata Kya-Kya. Tetapi juga ada beberapa lapak Apkrindo yang membantu untuk menarik minat pengunjung di kawasan wisata tersebut. “Kalau tidak berjalan, tidak bisa besar (Kya-Kya) ini. Tapi kalau semua UMKM tanpa ada makanan yang menarik dan terkenal, juga tidak ramai,” ujarnya.
Ia juga sedang mematangkan konsep untuk destinasi wisata kuliner di Sentra Ikan Bulak (SIB) agar bisa memikat pengunjung. “Dijejerno (bersebelahan) makanan apa? Rumah makan apa yang ketika disana bisa menarik (pengunjung). Karena tidak mungkin semua UMKM, kalau tidak ada satu (rumah makan) yang menarik. Kalau ini ketarik (minat pengunjung), UMKM juga kena,” pungkasnya.
Kya-kya menjadi ikon baru Kota Pahlawan. Lokasi ini menunjukan keberadaan pecinan yang berkembang dari zaman dulu hingga sekarang. Foto iNewsSurabaya/ist
Sebagai diketahui, Kya-Kya merupakan salah satu alternatif tujuan wisata di Kota Surabaya, seperti Tunjungan Romansa dan Wisata Air Perahu Kalimas. Para pengunjung bisa menaiki becak untuk menelusuri sejarah Pecinan tempo dulu, ada rumah anutan dan juga klenteng. Bahkan, para pengunjung juga bisa menikmati makanan khas Pecinan dengan 60 UMKM dan 30 diantaranya berasal dari UMKM sekitar kawasan wisata Kya-Kya.
Editor : Arif Ardliyanto